Translate

Minggu, 21 Desember 2014

Makalah Turki Kontemporer

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Turki adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Ibu kotanya berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar adalah Istanbul. Kawasan yang terdiri dari Turki modern telah menyaksikan kelahiran peradaban-peradaban utama, termasuk Kekaisaran Bizantium dan Kekhalifahan Turki Utsmani. Disebabkan oleh lokasinya yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki merupakan campuran budaya timur dan barat yang unik yang sering diperkenalkan sebagai jembatan antara dua buah peradaban Kebudayaan Turki pada saat ini masih tetap didasarkan pada tradisi- tradisi Islam, di mana pengaruh barat hanya tampak di kota-kota besar, hal itu berarti hanya di lapisan atas saja dan jangkauannya sangat terbatas. Pem-barat-an nampaknya hanya sangat kecil berpengaruh pada rakyat pedesaan yang secara kuantitas lebih dari tiga perempat dari seluruh penduduk Turki. Mengenai identitas orang Turki hingga saat ini masih menjadi perdebatan antara yang menyatakan bahwa orang Turki pada jaman Ottoman adalah muslim sejati dan penolakan terhadap pandangan tersebut. Agaknya sudah menjadi sifat dasar masyarakat Turki, identitasnya dan masa depannya (termasuk apakah Turki dapat menemukan tempat dalam masyarakat Eropa) hingga saat ini belum menjadi satu hal yang pasti. Kebudayaan Turki  mempunyai beberapa persamaan dengan kebudayaan barat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sejarah dan geografis. Oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan mengenai perubahan atau transisi peradaban di Turki dari Masa berkhirnya Turki Usmani menuju Republik Sekuler.

1.2       Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses kemunduran Turki Utsmani?
2. Bagaimana keadaan Republik Turki pada Masa Sekitar Perang Dunia I?
3. Bagaimana Pembaharuan yang Dilakukan oleh Pemerintahan Republik Turki Tahun 1923-Sekarang?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Masa Transisi dari Turki Usmani menjadi Republik Sekuler
Turki Sebelum pada akhirnya kerajaan Turki Usmani mengalami fase kehancuran, telah terlebih dahulu terjadi periode kemunduran.Kemunduran ini dimulai sejak abad ke XVII, ditandai dengan tidak adanya pengganti yang sepadan sejak Sulaiman Al Qanuni meninggal dunia. Ketiadaan pemimpin yang memiliki pengaruh kuat ini menyebabkan banyak terjadinya pemberontakan-pemberontakan, seperti misalnya di Siria dibawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Turki menyimpan sejarah yang panjang mengapa negara yang sekitar 99% masyarakatnya beragama Islam itu beralih prinsip negaranya dari kekhalifahan menjadi sekuler. Sekularisme berawal dari proses pem-barat-an yang merupakanhasil dari gerakan revolusioner yang ditimbulkan oleh banyak faktor sejak kemunduran imperium Usmaniyah. Momentum gerakan ini terjadi setelah revolusi Perancis dan berkembang dengan kuat sepanjang abad XIX. .Hasil langsung dari gerakan ini adalah revolusi Turki Muda 1908 yang merupakan awal pertumbuhan nasionalisme Turki dan pembentukan Republik Turki.Sekularisme merupakan ciri khas ideologi Turki Muda sejak tahun 1913. Pada tahun 1930-an sekularisme bermakna ekstrem: sekulerisme diintrepretasikan bukan saja sebagai pemisahan negara dan agama, tetapi juga sebagai penyingkiran agama dari kehidupan publik dan tegaknya pengawasan negara atas institusi-institusi keagamaan yang masih ada. Usaha untuk menyelamatkan Turki juga diadakan yaitu adanya modernisasi oleh khalifah Abdul Aziz (1861-1876) dipelopori wazir Mindhat Pasha.Pendidikan dan hukum diperbaharui sesuai dengan kemajuan zaman dan militer memperoleh bantuan Jerman pada awal abad XX. Dengan adanya UUD berarti Turki menjadi kerajaan Kunstitusional, tetapi Sultan Abdul Hamid II (1876-1906) menggulingkan The Strong man Midhat Pasha dan Turki kembali absolut sampai jatuh pada 1923.
Pandangan bahwa orang Turki modern dalam memilih sekularisme, telah menolak Islam, tidak mendapat dukungan dari para sarjana yang bersungguh- sungguh tentang pokok itu, baik di Timur maupun di Barat. Akan tetapi pandangan tadi merupakan kesan umum yang luas diantara orang Eropa dan Muslimin di negara-negara lain. Adapun pengertian dari Sekuler yaitu, sekuler berasal dari bahasa Latin Saeculum yang berarti: waktu atau lokasi jadi pengertiannya masa kini atau keduniawiannya. Melepaskan manusia dari masalah religius atau akhirat disebut sekulerisasi.Adapun istilah sekuler maupun fundamentalis timbul di Barat pada abad XX dikalangan Nasrani.Fundamentalis adalah faham, gerakan, kelompok fanatik dikalangan pemeluk ajarannya “paling mendasar” (paling benar atau murni). Akhir abad XX istilah fundamentalis dijadikan label untuk kelompok islam tertentu padahal sejarah maupun istilah tersebut dari barat akibat dari adanya Nasrani yang fundamentalis. Kemunduran Turki Usmanli menyadarkan kaum muda untuk menyelamatkan negara Turki.Berdirilah “Gerakan Turki Muda” mula-mula moderat kemudian radikal.Gerakan ini didirikan secara rahasia pada 1896 dan kadernya tersebar dikalangan pemerintahan, militer maupun kalangan intelektual, dan wartawan. Pemimpinnya yang terkenal antara lain: Niazy Bey, Anwar Bey, Shevket Pasha, dan Kemal Pasha (1881-1938). Setelah masa kekuasaan yang absolute dikendalikan oleh usmani muda maka generfasi intelektual Turki bangkit pada sekitar tahun 1880-an dan 1890-an dan melancarkan aksi terhadap rezim yang konservatif. Serangan-serangan ini adalah sebagai akibat dari pesatnya perkembangan pendidikan dan perekonomian meningkatkan posisi kalangan akademisi.Pers menyebarluaskan ide-ide eropa tentang ilmu pengetahuan dan politik serta mempopulerkan sikap-sikap barat. Meskipun masih ada control pemerintah yang berusaha menekan dan melakukan penyensoran. Ide-ide tersebut menyebar dari ibukota ke sejumlah wilayah propinsi lantaran peran para pelajar. Gerakan ini, sekitar tahun 1905 didirikan Fatherland Society atau Masyarakat tanah air oleh Mustafa Kemal, yang pada saat itu menjabatperwira militer dan kelak akan menjadi presiden pertama Turki. Ketika Sultan Abdul Hamid II mencabut UUD 1908, timbul pemberontakan yang dipimpin Niazy Bey dan Anwar Bey. Abdul Hamid mengakui kesalahannya dan memberlakukan UUD 1876, tetapi pada 1909 mencabut UUD tersebut, Shevket Pasha dan pasukannya menyerbu Istambul dan Abdul Hamid diganti Muhamad V (1909-1922) dan Perdana Mentri adalah Anwar Bey. Karena ancaman Rusia, Turki melakukan modernisasi militernya dan mendekati Jerman.Terbentuklah Triple Aliancy (Jerman, Austria Hongaria dan Turki) berhadapan dengan Triple Detente (Inggris, Perancis, Rusia) yang disebut juga Sekutu (Allied Forces).

2.2       Republik Turki pada Masa Sekitar Perang Dunia I
Ketika Perang Dunia I meletus, Turki menyerang Kriem (Rusia) dan sebaliknya sekutu termasuk Italia menyerang Turki. Pasukan Sekutu dikalahkan dalam pertempuran di Gallipoli oleh Turki yang dipimpin oleh kolonel Mustafa Kemal Pasha. Sehingga namanya mencuat sebagai Pahlawan Galliopoli. Islam yang saat itu berada dibawah kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani merupakan kekuatan yang cukup besar pada saat Perang Dunia I, meskipun berada dalam kemunduran setelah bertahan selama ratusan tahun namun kuantitas militer yang dimiliki Turki Utsmani  bisa dibilang cukup besar. Dengan pasukan ‘Royal Jannisery’ yang terkenal handal dan kuat Turki Utsmani merupakan kekuatan yang cukup disegani. Turki Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I atas bujukan Jerman yang khawatir Turki Utsmani akan bergabung dengan blok sekutu. Turki yang kebetulan memiliki hubungan yang kurang baik dengan salah satu anggota blok sekutu, Rusia, karena Perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin akhirnya bergabung dengan Poros Utama Jerman, Austro- Hungaria, Bulgaria. Setelah Perang Dunia I berakhir  dengan kekalahan blok Jerman, Autro- Hungaria, Bulgaria, Ottoman (Turki Utsmani), akhirnya berakhir pulalah sistem pemerintahan Islam yang menggunakan kekhalifahan. Negara-negara yang tadinya bergabung dengan Ottoman akhirnya mendirikan Nasional sendiri karena taktik Lawrene of Arabia dari Inggris, menyebabkan Nasional menjadi lebih dipentingkan dibanding agama.Sebut saja Tunisia, Aljazir, dan Syiria di timur tengah atau Pakistan, Afganisthan, Palestina di Asia.Semua terpecah menjadi negara-negara kecil sendiri.Turki sendiri kemudian menjadi sebuah negara sekuler dibawah pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, Turki Modern.
Berkat serangan gerilyawan Arab dan Armenia, Turki terdesak. Sementara Jerman dan Austria menyerah.Setelah Turki kalah dalam Perang Dunia I, Turki akhirnya melakukan perjanjian damai dengan pihak sekutu pada tanggal 20 Agustus 1920.Perjanjian damai ini dikenal dengan Perjanjian Sevres. Perjanjian tersebut berisi tentang beberapa hal, yaitu:
1. Semua daerah yang penduduknya bukan penduduk asli Turki harus dilepaskan. Kecuali kota Istambul dan Adrianopel.
2. Dipersempitnya wilayah Turki sehingga tinggal Konstantinopel dan wilayah sekitarnya.
3. Yunani memeroleh daerah Thracia dan Kota Smyrna di Anatolia.
4. Selat Bosporus, Laut Marmora, dan Dardanella menjadi laut internasional.
5. Armenia dan Kurdi merdeka.
Sejak pertengahan abad ke-18 gerakan patriotisme dan nasionalisme dimanfaatkan Inggris melalui agennya Ibn Sa'ud untuk menyulut pemberontakan di beberapa wilayah Hijaz dan sekitarnya, yang sebelumnya gagal dilakukan Inggris lewat gerakan kesukuan.Walau begitu, akhirnya gerakan ini bisa dibendung di beberapa wilayah oleh khalifah lewat Muhammad Ali Pasha, Gubernur Mesir yang ternyata agen Prancis didukung Prancis. Di Eropa, wilayah yang dikuasai khalifah diprovokasi agar memberontak (abad 19-20 M), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis Balkan, sehingga khalifah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang tersisa hanya Turki. Perjanjian yang merugikan turki membangkitkan semangat nasionalis dan menentang Perjanjian Sevres. Sekutu menyerang Istambul dan membubarkan parlemen sedangkan Khalifah Muhammad V menerima perjanjian Sevres. Mustafa Kemal Pasha mendirikan pemerintahan nasional di Angkara (1920). Yunani menyerang tetapi dapat dipukul mundur, bahkan kota Smyrna dapat direbut kembali. Pada 1922 Muhammad V diturunkan dari tahtanya dan berakhirlah pemerintahan Turki Utsmani. Terbentuklah Republik Turki dan Mustafa Kemal Pasha menjadi presiden seumur hidup (1923—1938). Setelah pemerintahan Turki Utsmani runtuh, Muncullah Republik Sekuler Turki.Dengan pemimpinnya Mustafa Kemal Pasha atau Kemal Ataturk. Hal-hal yang dilakukan Kemal dalam usaha-usaha Sekulerisasi ialah: Pemisahan agama dari lapangan politik, Sedapat mungkin memisahkan agama dari kehidupan sosial, dan turkifikasi Islam, melepaskan diri dari pengaruh Arab. Sekutu tidak melanjutkan serangan ke Turki sebabnya ialah :
1. Pasukan Sekutu sudah tidak mempunyai semangat perang dan menganggap Turki bukan sebagia ancaman serius di Timur Tengah
2. Kaum komunis di Rusia sedang berkonsolidasi kekuasaan dan berdamai dengan Turki
3. Terbentuknya Liga Bangsa-bangsa (League of Nations) pada 1919 yang bertujuan untuk mendamaikan dunia dan mencegah adanya peperangan
4. Inggris dan Perancis cukup puas mendapat daerah mandat di bekas wilayah Turki (Arab Utara)
5. Kepandaian diplomasi menteri Ismed Pasha (Ismed Inonu) berhasil menegakkan Turki di mata internasional. Turki juga menjadi anggota LBB yang berpusat di Jenewa (Swiss).Setelah Perang Dunia I, nasionalisme telah menjadi suatu kekuatan yang potensial di Turki.Di satu pihak, nasionalisme dipergunakan sebagai suatu jalan untuk membentuk suatu kebudayaan yang nasional yang baru. Di lain pihak nasionalisme digunakan sebagai perisai terhadap golongan konservatif yang ingin mempertahankan kebudayaan yang lama. Nasionalisme inilah yang manfaatkan oleh bangsa Turki untuk keluar dari kemunduran kerajaan Turki Utsmani dan lenyapnya harga diri diantara kekuasaan- kekuasaan besar.Bahkan setelah jaman modernisasi berlangsung, Turki membuka lebar-lebar masuknya teknologi barat dan mengadakan pembaharuan dalam segala bidang. Tetapi dilain sisi bangsa Turki tetap curiga terhadap dunia barat.
Terbukti dengan adanya semboyan “Tak ada seorangpun yang menyerupai diri kita sendiri”.Maksudnya pada saat kebudayaan bangsa barat masuk ke Turki, masih ada bangsa Turki yang memegang teguh kebudayaannya.Kebudayaan yang berlangsung berabad-abad, tidak hilang begitu saja pada waktu itu. Usaha-usaha yang dipraktekkan oleh Mustafa Kemal Pasha untuk menciptakan tipe nasional kadang-kadang berdasarkan pada pembalikan-pembalikan sejarah dan penulisan kembali sejarah untuk mengidentifikasi bangsa Turki dengan pahlawan-pahlawan yang gagah berani. Pengambilan nama keluarga (nama tambahan) yang berhubungan dengan sejarah adalah tujuan praktis. Mustafa Kemal menjadi Kemal Ataturk (bapak dari bangsa Turki), teman terdekatnya Ismed yang nantinya jadi Perdana Menteri menjadi Ismet Inou, untuk memperingati jasa ismet dalam kemenangan atas bangsa Yunani di Inou tahun 1921. Kemal Ataturk memindahkan ibukota Turki ke Ankara, karena Istambul semakin lama semakin melemah.Dengan tujuan menghilangkan pemerintahan republikan dari pengaruh asing, pengaruh dari Turki Utsmani, dan golongan konservatif yang di anggap menghalangi modernisasi Turki. Nama-nama kota di Turki kembali diberi nama dengan bahasa Turki modern, diantaranya: Angora menjadi Ankara, Smyrna menjadi Izmir, dan Adrianople menjadi Edirne.

2.3       Pembaharuan yang Dilakukan oleh Pemerintahan Republik Turki Tahun 1923-Sekarang
Pada tahun 1921 Kesultanan Ottoman secara resmi dihapuskan dan pada tahun 1923 Turki menjadi Republik Sekular dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. Ia kemudian mendirikan rejim satu partai yang hampir tidak terinterupsi hingga tahun 1945. Kemudian mordernisasi ditingkatkan dan diadakan pembagunan nasional berencana dan bertahap. Seperti politik, UUD diperbaharui dan disyahkan pada 1924 dengan sistem partai tunggal, yaitu Partai Rakyat dengan ketuanya Kemal Pasha. Sosial, antara lain : laki-laki dan wanita memperoleh hak yang sama. Setiap orang harus mencantumkan nama keluarga, contoh : Kemal Pasha menjadi Kemal Ataturk (Kemal bapak bangsa Turki). Budaya, abjad Arab diganti dengan abjad latin : bahasa nasional bukan arab tetapi bahasa Turki. Pendidikan, adanya kewajiban belajar dan pemberantasan buta aksara. Ekonomi, diadakan pembangunan lima tahun untuk meningkatkan ekonomi dan industry. Sistem prekonomian “etatisme” artinya semuanya sektor ekonomi ditentukan oleh pemerintah pusat (sentralisasi).Militer, modernisasi militer menghadapi bangkitnya Komunisme Rusia dan Fasisme Italia. Agama, pemerintah tidak ikut campur tangan terhadap masalah agama dan agama adalah hak perorangan walaupun mayoritas islam. Tidak ada departemen agama dan perkawinan harus di catatan sipil.Mustafa Kemal kemudian memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki.Perubahan perubahannya termasuk emansipasi untuk perempuan, penghapusan seluruh Institusi Islam dan pengenalan pada kode hukum Barat, pakaian, kalender, serta alfabet, mengganti seluruh huruf Arab dengan huruf Latin. Untuk kebijakan luar negeri ia memilih netral dengan menjalin hubungan baik dengan negara tentangga. Mustafa Kemal Pasha menandatangani Perjanjian Kars 23 Oktober 1921 dengan Uni Soviet - sebuah perjanjian persahabatan yang isinya Turki menyerahkan kota Batumi, yang kini terletak di Georgia - kepada kaum Bolshevik Lenin sebagai ganti kedaulatan atas kota-kota Kars dan Ardahan, yang direbut oleh Rusia Tsaris dalam Perang Rusia-Turki, 1877-1878. Ia mengantarkan Perjanjian Lausanne, dan dengan itu Turki akhirnya memasuki masa damai setelah satu dasawarsa mengalami peperangan yang menghancurkan, meskipun ia menghadapi  oposisi irredentis di Dewan Nasional dan di tempat-tempat lainnya. Pada tanggal 23 Juli 1923 ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang isinya, antara lain sebagai berikut:
a.       Thracia Timur dikembalikan ke Turki. Turki melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab yang menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak dan Siprus diambil alih oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh Prancis.
b.      The Straits (selat) terbuka untuk semua kapal.
c.        Semua hak ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan. Tidak ada keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan  perangnya.
d.      Turki tidak perlu membayar kerugian perang.
e.       Turki harus melindungi minoritas.
Mustafa Kemal Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern. Kebijakannya untuk memodernkan Turki,yaitu sebagai berikut.
·         Menyusun undang-undang dasar baru.
·         Melaksanakan ekonomi etatisme.
·         Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun.
·         Huruf Arab diganti dengan huruf latin
·         Melaksanakan pemerintahanan sekuler. (Mustafa_Kemal, Onlain)
Dalam perang  dunia II yang menang adalah Demokrasi melawan Diktaktor (Fascis Italia, Nazi Jerman dan Militer Jepang). Karena itu Turki menyesuaikan diri dengan system Demokrasi Liberal (Demokrasi Barat) dan di perkenankan partai oposisi, berdirilah Partai Demokrat (1947). Turki termasuk Negara yang cukup setabil, kecuali adanya ganguan dari bangsa Amerika, kurdi dari luar (yunani dan Unisoviet). Ketika terjadi perang Teluk II pasukan Internasional (Amerika Serikat) menyerang irak dari pangkalan NATO di Turki, selain dari pangkalan Daran di Arab Saudi. Setelah Kemal Pasha meninggal diganti Ismet Imanu dia juaga melakukan pembaharuannya, terutama sekularisasi agama dan pemakaian hukum Barat menggantikan hukum Islam, memperlihatkan proses dinamis dari penerimaan dan penolakan masyarakat Turki. Sekularisasi agama pada masa Kemalis (1923-1950) melahirkan generasi Turki yang jauh dari agamanya. Bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa latin telah menjadi bahasa nasional Turki. Sedangkan pemakaian hukum-hukum Barat juga diadaftasi dengan berbagai tingkatan kesulitan di berbagai lapisan msyarakat. Pada pemilu 1950, kekuasaan tunggal Partai Republik Rakyat berakhir dan digantikan oleh partai sekuler beraliran liberal, yaitu Partai Demokrat. Partai pimpinan Adnan Menderes ini mencoba mngoreksi penyimpangan-penyimpangan sekularisasi yang sudah dijalankan oleh Partai Republik Rakyat sejak berdirinya negara Turki. Namun Adnan menderes juga tidak ingin Kemalisme digantikan denganideologi lain.
Sejak masa pemerintahan Partai Demokrat inilah masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas (98 persen dari 70 juta jiwa) penduduk Turki dapat melakukan shalat di mesjid-mesjid umum, berpuasa dan melakukan ibadah naik haji, yang pada masa Rezim Kemalis sulit dilakukan. Selain itu madrasah-madrasah kembali di buka, sehingga para orang tua dapat kembali menyekolahkan anak mereka di sekolah agama, setelah mereka menyadari bahwa mereka tumbuh sebagai suatu generasi yang kering dari nilai dan ilmu agama.Madrasah-madrasah ini kembali ditutup pada tahun 1998 setelah dianggap sebagai lembaga yang mendidik kelompok Islam fundamental yang keberadaannya menguat dan mengancam ideologi sekuler Turki. Perkembangan masyarakat di Turki menemukan karakter sendiri yang unik sebagai suatu bentuk pertentangan yang rumit antara pemikiran Kemalisme, yang fundamental dan radikal, pemikiran liberalis yang meskipun menentang Kemalisme tetapi tidak ingin ideologi ini diganti, dan pemikiran Islam, baik yang konservatif maupun moderat. Semangat masyarakat Turki modern untuk menjadi suatu bangsa yang modern dan demokratis, selalu disertai dengan kesadaran yang mendalam tentang watak dan idealisme ke-Turki-an dan ke Islaman. Penulis melihat bahwa gagasan sintesa tentang Islam, Turki dan Barat yang pernah dimunculkan oleh Ziya Gokalp (Bapak nasionalis Turki) mulai terimplementasikan dengan wajar dan alami, sedangkan Kemalisme dijadikan ideologi negara yang keberadaannya sangat dijaga oleh kekuatan militer Turki. Militer Turki mengambil peran sebagai penjaga ideologi Kemalisme sebagai prinsip negara.Jatuhnya pemerintahan Partai Islam Refah pada tahun 1998 adalah suatu bukti masih dominannya pengaruh politik militer di Turki. Namun kebangkitan Islam, baik itu suatu fenomena kesadaran umat Islam Turki untuk kembali mempelajari nilai-nilai Islam di tengah kebijakan sekuler pemerintah dan fenomena dukungan masyarakat Islam terhadap kemenangan partai politik yang dianggap membawa aspirasi Islam terus memperlihatkan kemajuan ke arah yang positif. Aspirasi dan dukungan yang besar dari masyarakat Turki kembali mengantarkan kemenangan partai berbasis Islam: Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilu 2002. Meskipun secara tegas pemimpin partai ini menyatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan bukanlah partai Islam dan mereka menyatakan komitmennya yang sungguh-sungguh menjaga ideologi sekularisme di Turki, nampaknya Rakyat Turki lebih melihat mereka sebagai sosok-sosok muslim yang shaleh yang diharapkan dapat membawa Turki ke arah yang lebih maju.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kehancuran Turki Usmani menjadikan era baru di wilayah Turki.Gerakan Turki Muda menjadikan Republik Sekuler Turki dimulai. Kemunculan Gerakan Turki Muda merupakan ekspestasi dari sikap kritis di kalangan intelektual turki yang mengenyam pendidikan barat ketika melihat kondisi negaranya yang carut marut. Pemikiran-pemikairan barat yang mereka dapatkan selama belajar di eropa di coba mereka aplikasikan dalam kehidupan masyarakat turki. Saat Kesultanan Utsmaniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki pada 1923, Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi negera sekuler. Ataturk melarang gerakan-gerakan Islam dan memberi keleluasaan pada agama non-Islam. Pada tahun 1921 Kesultanan Ottoman secara resmi dihapuskan dan pada tahun 1923 Turki menjadi Republik Sekular dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. Ia kemudian mendirikan rejim satu partai yang hampir tidak terinterupsi hingga tahun 1945. Kemudian mordernisasi ditingkatkan dan diadakan pembagunan nasional berencana dan bertahap.


DAFTAR PUSTAKA
Abusalamah.Islam dalam Sejarah Modern Jilid II. Jakarta: 1967
Bhratara. Soeparyo, Warsito. 1977. Sejarah Timur Tengah Modern.
Soepratignyo & Sumartini, S. 1994. Sejarah Asia Barat Daya. Malang:   

Selasa, 04 November 2014

Take Home UTS Teori Sosial




                                                                                





Nama      : Mirza Widiarto
NIM            : 1301085014
Semester     : III
Dosen         : Dra. Tellys Corliana M.Hum
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
2014
Jawaban
1. A. adalah Kegiatan dari proses pengembangan ide-ide yang memungkinkan seorang ilmuan menjelaskan suatu peristiwa dan fenomena tertentu. dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya. suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang,benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Contoh-contoh teori
1.      Teori Labeling
Teori yang dipelopori oleh Edwin M. Lemert, menekankan pada bagaimana prilaku-prilaku tertentu dilabeli “menyimpang”, dan bagaimana suatu pelabelan mempengaruhi prilaku seseorang. Menurut teori ini penyimpangan adalah suatu kondisi relatif karena penyimpangan bukanlah suatu tipe tindakan tertentu, melainkan konsekuensi dari pemberian suatu label, cap, atau julukan, atau justifikasi terhadap orang atau kelompok tertentu.Misalnya seseorang menjadi pencuri karena sering dijuluki pencuri.
2. Teori Sosialisasi
Teori sosialisai didasarkan pada pandangan teori fungsional yang mengatakan bahwa ada norma inti dan nilai-nilai tertentu yang dispekati oleh segenap anggota masyarakat. Tentu saja gambaran tentang suatu kebudayaan yang sepenuhnya utuh yang mempunyai norma dan nilai-nilai yang dipatuhi oleh semua anggota masyarakat hanyalah merupakan sebuah model untuk mengawali suatu analisis. Teori sosialisasi tertuju bahwa prilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang patuh dikendalikan terutama oleh norma dan nilai-nilai yang dihayati. Penyimpangan disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengalaman pada nilai-nilai tersebut dalam prilaku seseorang.
3. Teori Fungsi
Menurut Durkheim, kesadaran dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan; tiap individu berbeda satu dengan yang lainnya karena dipengaruhi secara berlainan oleh berbagai faktor seperti faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Dengan demikian orang yang berwatak penjahat akan selalu ada, dan kejahatan pun akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi kedudukan ekonomisnya, sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin.
4. Teori Kontrol
Para penganut  teori pengendalian menerima model masyarakat yang memilki nilai-nilai kesepakatan yang dapat diidentifikasi. Mereka berasumsi bahwa ada suatu sistem normatif yang menjadi dasar sehingga suatu perbuatan dikatakan menyimpang.Penganut teori ini beranggapan bahwa kebanyakan orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena adanya pengendalian dari dalam dan dari luar.
 1. B. Berdasar proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki fungsi untuk memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan hasil analisis data. Penelitian dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari data untuk dibandingkan dengan teori.
Sementara itu, fungsi teori dalam penelitian kualitatif ialah untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument, sehingga peneliti memiliki skill untuk menggali data penelitian secara lengkap, mendalam serta mampu melakukan konstruksi temuannya ke dalam tema dan hipotesis. Karena itu, dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data penelitian yang diperoleh.
2.A. Konsep observable : Di dalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
 Konsep construct : didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya mampu membina pengetahuan mereka secara mandiri.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

2.B. Yang dimaksud fungsi teori “menjelaskan” adalah teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang di amati, sehingga dengan teori akan dapat mempermudah dalam pengamatan atau pun pengkajian suatu objek penelitian tersebut
contoh : dengan menggunakan teori konflik kita akan dapat memahami suatu kejadian yang pada dasarnya itu telah ada sebelumnya.
3. Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh  dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.
Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut  Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.
Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi) berkembang.Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial. Perbedaan antarparadigma tersebut juga bisa didasarkan atas 4 ( empat) dimensi yaitu:
  1. Epistemologis, yang antara lain menyangkut asumsi mengenai hubungan antara peneliti dan yang diteliti dalam proses untuk memeroleh pengetahuan mengenai obyek uang diteliti. Kesemuanya menyangkut teori pengetahuan ( theory og knowledge) yang melekat dalam perspektif teori dan metodologi.
  2. Ontologis, yang berkaitan dengan asumsi mengenai obyek atau realitas sosial yang diteliti.
  3. Metodologi, yang berisi asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara memeroleh pengetahuan mengenai suatu obyek pengetahuan.
  4. Aksiologis, yang berkaitan dengan posisi value judgment, etika, dan pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian.

PERBEDAAN ONTOLOGIS
KLASIK
KONSTRUKTIVIS
KRITIS
Critical realism:
  • Ada realitas yang “real” yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universival, walapaun kebenaran pengetahuan tsb. Mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistic
Relativism :
  • Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berllaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial
Historical realism:
  • Realitas yang teramati merupakan realitas “semu” ( virtual reality” yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial budaya, dan ekonomi politik

PERBEDAAN EPISTEMOLOGIS
KALSIK
KONSTRUKTIVIS
KRITIS
Dualist/Objectivist :
  • Ada ralitas objetif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian.
Transacsionalist/Subjectivist:
  • Pemahaman suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti.
Transacsionalist/Subjectivist:
  • Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani nilai-nilai tertentu. Pemahaman tentang suatu realitas merupakan value mediated findings.

PERBEDAAN AKSIOLOGIS
KLASIK
KONSTRUKTIVIS
KRITIS
Observer
  • Nilai, etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian.
  • Peneliti berperan sebagai disinterest scientist
  • Tujuan penelitian: Eksplanasi, prediksi dan kontrol relitas sosial
Facilitator
  • Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian
  • Peneliti sebagai passionate participant,fasilitator yang menjembatani keragamana subjektivitas pelaku sosial
  • Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan yang diteliti
Activist
  • Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari peneltian.
  • Peneliti menempatkan diri sebagai transformative intelectual, advokat dan aktivis
  • Tujuan penelitian: Kritik sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment

4.      (paradigma positivis)Menurut Email Durhaim Paradigma fakta sosial adalah perubahan dari segi agraris ke industry, seperti contoh revolusi Inggris.
Masyarakat satu kenyataan yang mandiri dalam arti terlepas dari sikap individu yang ada didalamnya fakta sosial di luar individu.
Fakta sosial merupakan struktur sosial dan pranata sosial. Fakta sosial terdiri dari
-          kelompok, kesatuan masyarakat tertentu, sistem sosial, posisi sosial, peranan sosial, nilai, keluarga, pemerintahan dan lain sebagainya.
Seseorang yang hidup dalam suatu masyarakat akan terpengaruh oleh kennyataan yang ada dalam masyarakat tersebut, hal ini ada karena kenyataan yang ada dalam masyarakat langsung maupun tidak langsung dapat memaksa individu dalam bersikap dan bertindak. Sehingga konsekwensi logisnya individu tidak akan bergerak menuruti kemauannya sendiri.
Paradigma Difinisi Sosial (konstruktivis)
Konsep rasionalitas merupakan pada paradigm ini, tokoh dari paradigma ini adalah Max Weber.
Menurut paradigm ini yang dianggap sebagai kenyataan sosial adalah tindakan sosial .dari anggapan tersebut permasalahan pada paradigm difinisi sosial ialah tentang perilaku sosial antara hubungan sosial. Paradigma ini pandangannya bertolak belakang dari kenyataan sosial yang bersifat objektif tapi berangkat dari pemikiran individu sebagai subjek.Meskipun kenyataan sosial yang objek yang berupa peraturan, organisasi, nilai-nilai, pembagian kekuasaan dan kewenangan memberikan pengaruh terhadap individu sebagai subjek, tapi sebenarnya kebebasan menentukan tindakan berfokus terhadap individu yang bersangkutan.
Filosofinya : Manusia adalah makhluk kreatif yang dapat menciptakan keadaan sosial sendiri.
Contoh suatu orang atau individu yang bertempat tinggal pada suatu masyarakat, pemikiran-pemikirannya akan sangat menentukan dalam struktur-struktur yang ada dalam masyarakat tersebut meskipun peranan sosial mempengaruhinya. Tindakan sosial seseorang adalah perilaku individu baik bermakna bagi dirinya dan orang lain.
Paradigma Perilaku Sosial (paradigma Kritis)
Paradigma ini ingin menjelaskan dasar-dasar yang terdapat dalam psikologi aliran behaviorism eke dalam sosiologi. Paradigm initidak sependapat dengan paradigm fakta sosial dan paradigma difinisi sosial, sebab kedua paradigm tersebut mengandung ide-ide dan nilai-nilai yang oleh paradigm initidak dapat, karena ide-ide dan nilai-nilai tersebut tidak dapat di amati secara nyata dan kongkrit dalam menekah masyarakat. menurut oaradigma ini kebudayaan manusia terbentuk dari tingkah laku manusia yang berpola, kajian. Paradigma berpola dapat dilakukan tanpa ide-ide dan nilai-nilai yang tidak nyata atau kongkrit.
Menurut paradigma ini keberadaan sosial di suatu masyarakat prilakunya akan mengikuti peraturan atau ketentuan yang diberikan pemimpin masyarakat tersebut. Karena seorang pemimpin masyarakat seringkali mengajak atau menganjurkan agar setiap anggotanya menaati semua peratutan atau ketentuan yang berlaku.

5.      Teori Konstruktivisme didevinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan yang menciptakan sesuatu makna dari apa yang di pelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat  belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, jadi dengan teori ini kita dapat menemukan hal baru melalui pembelajaran mengenai hal yang telah ada.
contoh : Penggalian atau ekskafasi gunung padang yang berada di jawa barat.
Yaitu para ilmuan menemukan situs sejarah yang apabila situs tersebut dapat diungkapkan kenyataanya maka akan memiliki luas dan besar serta umur yang jauh lebih luas dan jauh di bandingkan dengan piramida yang ada di Mesir. dengan kata lain, apabila situs sejarah yang telah ada tersebut dapat di buktikan kebenarannya, maka akan menciptakan kebenaran yang baru juga tentang peradaban manusia dan bangunannya.



Selasa, 23 September 2014


Peserta Workshop lomba visualisasi kesejarahan kementrian pendidikan dan kebudayaan
Pembahasan
           
            Secara umum ajaran agama Islam meliputi semua realitas yang terdapat di alam semesta, didalam dunia yang mencangkup kehidupan manusia dan apa yang akan terjadi pada masa depan (akhirat). Secara sederhana ajaran agama Islam dapat di kelompokkan ke dalam 3 aspek, yaitu
1.      Akidah
2.      Ibadah
3.      Akhlak

1.      Akidah

Yang dimaksud dengan Akidah menurut etimologi, adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi sengkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertiab teknis artinya adalah iman atau keyakinan. Karena itu, ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh agama islam. Kedudukannya sangat sentral, karena, menjadi asas dan sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam islam. Juga menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim. Akidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang Maha Esa yang di sebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan, dan wujud-Nya itu disebut Tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman seluruh keyakinan Islam.
Pokok-pokok keyakina Islam ini merupakan asas seluruh ajaran Islam. Jumlahnya ada enam yaitu
a.       Keyakinan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Keyakinan kepada Malaikat-malaikat-Nya.
c.       Keyakinan kepada Kitab-kitab suci-Nya
d.      Keyakinan kepada Nabi dan Rasul-Nya
e.       Keyakinan akan adanya Hari Akhir
f.       Keyakinan pada Kada dan Kadar.
A.    Keyakinan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Allah, Zat yang Maha Mutlak, menurut ajaran Islam, adalah Tuhan yang Maha Esa. Segala sesuatu mengenai Tuhan di sebut Ketuhanan. Ketuhanan yang Maha Esa menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Menurut pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa. Istilah Ketuhanan Yang Maha Esa diciptakan oleh otak, pengertian dan iman orang Islam Indonesia, sebagai terjemahan kata-kata yang terhimpun dalam Allahu al wahidu-l-ahad yang berasal dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 163 dan surat al-Ikhlas ayat 1. Al wahidul-l-ahad itulah yang diterjemahkan dengan Yang Maha Esa, yang sebelum tahun 1945 (perkataan itu) tidak ada dalam bahasa Indonesia. Keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai konsekuensi. Konsekuensinya adalah bagi umat islam yang mempunyai aqidah demikian, setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan minum seperti manusia biasa, mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, bagi seorang muslim bukanlah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Kemahaesaan Allah dalam sifat-sifat-Nya mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah mempunyai kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan. Namun demikian, dari Al-Qur’an dapat diketahui Sembilan puluh Sembilan (99) nama sifat Allah yang biasanya disebut Al-Asma’ul Husna: Sembilan puluh Sembilan nama-nama Allah yang indah. Di dalam Ilmu Tauhid, di jelaskan dijelaskan dua puluh Allah, yang disebut dengan Sifat Dua Puluh.     

B.     Keyakinan Pada Para Malaikat
Malaikat adalah makhluk gaib, tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah, malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, seperti malaikat Jibril menjadi manusia dihadapan Maryam, ibu dari Nabi Isa Alaihisalam (QS. Maryam (19): 16-17), misalnya. Mereka diciptakan tuhan dari cahaya dengan sifat atau pembawaan yang Allah berikan.
Konsekuensi beriman kepada para malaikat terhadap seorang muslim adalah harus meyakini adanya kehidupan rohani yang harus dikembangkan sesuai dengan dorongan para malaikat itu,
Selain para malaikat ada makhluk gaib lain lain ciptaan Allah. Yang dimaksud adalah Setan. Setan diciptakan dari api. Berbeda dengan malaikat yang mendorong manusia berbuat baik, kerja setan adalah menyesatkan manusia. kalau ada gerakan di hati seseorang berbuat jahat, itu tandanya manusia tersebut mendapat bisikan setan.
Menurut ajaran agama Islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan atau berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh setan dengan berbagai tipu daya. Ada mahkluk halus lain, yang diciptakan dari api, disebut iblis yang termasuk kedalam kategori setan. Iblis adalah mahkluk gaib yang berusaha dengan berbagai cara menjerumuskan manusia ke lembah kesesatan dan merangsang nafsu rendah manusia, dan selalu berusaha mempengaruhi manusia akan perilaku sama dengan iblis.
Selain mahkluk di atas, ada mahkluk halus lainnya yang disebut jin. Sama halnya dengan iblis yang dapat merupakan dirinya ke dalam berbagai bentuk, jin juga kadang-kadang dapat memperlihatkan dirinya sebagai mahkluk biasa seperti binatang, dan sebagai mahkluk yang luar biasa (bentuknya) jin ada pula yang baik, ada pula yang buruk, ada yang taat, ada pula yang ingkar kepada Allah.
Malaikat,setan,iblis dan jin adalah mahkluk-mahkluk halus, yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia dalam bentuk aslinya. Sebagai mahkluk halus yang berada di alam gaib, wujudnya sama dengan malaikat tetapi sifat dan tugasnya berbeda-beda. Malaikat mendorong manusia berbuat baik, sedang setan,iblis dan jin (kafir) pada umumnya mengajak manusia berbuat jahat.
C.    Keyakinan pada kitab-kitab suci
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. al-Quran menyebut beberapa kitab suci, misalnya Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada nabi isa, dan al-Quran kepada Nabi Muhammad sebagai RasulNya. Namun, dalam perjalanan sejarah, kecuali al-Quran, isi kitab-kitab suci itu telah berubah, tidak lagi memuat firman-firman Allah yang asli sebagaimana disampaikan oleh malaikat Jibril kepada pada Rasul terdahulu.
Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang memuat wahyu Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad selama masa kerasulannya.

D.    Keyakinan pada para Nabi dan Rasul
Yakin kepada para Nabi dan Rasul merupakan rukun iman keempat. Didalam buku-buku ilmu Tauhid disebutkan bahwa, antara Nabi dan Rasul ada perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntutan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Didalam al-Quran disebutkan nama 25 Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai Rasul yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Sepanjang sejarah manusia, selalu saja ada orang yang memperingatan kepada meraka agar manusia senantiasa berada pada jalan yang benar. Yang memberi peringatan itu adalah para Nabi dan Rasul. Jumlah mereka adalah banyak, namun, berapa jumlahnya yang pasti tidaklah diketahui kecuai oleh Allah,  namun ada yang berpendapat bahwa jumlah Nabi dan Rasul yang berpanah di utus oleh Allah untuk memimpin manusia ada 124.000 orang Nabi dan 313 orang Rasul.

E.     Keyakinan Pada Hari Kiamat
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari Kiamat, Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainya, sebab tanpa mempercayai hari Kiamat sama halnya dengan orang tidak mempercayai agama Islam. Pada hari kiamat segala yang ada di alam semesta ini akan hancur tidak ada yang tersisa kecuali Allah. Dan setelah semuanya hancur, maka manusia di bangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan semua yang telah di perbuatnya di hadapan Allah.

F.     Keyakinan Pada Kada dan Kadar
Dalam menyakini rukun iman yang keenam ini ada beberapa hal yang perlu di jelaskan. diantaranya yang terpenting adalah hubungan takdir dan kehendak bebas / free will manusia.
untuk memahami takdir, manusia harus hidup dengan ikhtiar, sebab dalam kehidupan sehari-hari nyatanya takdir Ilahi berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Usaha manusia haruslah maksimal dan optimal diiringi dengan doa dan tawakal. Tawakal yang di maksud adalah tawakal dalam makna menyerahkan nasib dan kesudahan usaha kita kepada Allah, sementara kita harus berikhtiar serta yakin bahwa penentu terakhir segala-galanya berada dalam kekuasaan Allah SWT.

2.      Ibadah
secara bahasa, kata Ibadah berasal dari bahasa Arab al-abdiyyah, al-‘ubudiyyah dan al-‘ibadah yang berarti ketaatan.
Sementara itu  dalam terminology syariat, Muhammad Abduh menafsirkan ibadah sebagai suatu bentuk ketundukan dan ketaatan sebagai dampak dari rasa pengagungnya yang bersemai di dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang menjadi tujuan ketundukannya. Rasa ini lahir akibat adanya keyakinan dalam diri orang yang bersangkutan bahwa objek tujuan ibadahnya memiliki kekuasaan yang tak dapat dijangkau oleh sesuatu yang lain. Dia adalah Dzat yang menguasai jiwa raga, namun Dia berada di luar jangkauanya.
Senada pengertian Muhammad Abduh di atas, Syaikh Mahmud Syaltut mengartikan ibadah sebagai suatu ketundukan yang tek terbatas bagi pemilik keagungan yang tidak terbatas pula. Ketundukan tersebut merupakan manifestasi dari kerendahan hati, kecintaan batin, serta peleburan diri dalam bentuknya yang tinggi kepada keagungan serta keidahan Dzat yang kepada-Nya seseorang beribadah. Sedangkan Syaikh Ja’far Subhani mengartikan tentang ketuhanan kepada Dzat yang kepada-Nya seseoarang tunduk.
Manusia terdiri atas dua unsur yakni jasmani dan rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil, sedangkan ruh manusia bersifat immateri dan karakternya mempunyai kebutuhan spiritual. Keduanya harus di penuhi secara seimbang. Seseorang yang hanya memenuhi salah satu factor dari kebutuhannya akan mengalami ketidakseimbangan.
Disinilah pentingnya ajaran Islam yang berkenaan dengan ibadah. Islam tidak bermaksud menyingkirkan kedua dimensi yakni rasio dan materi. Namun tidak pula mendewakan keduanya. keduanya dianggap penting menurut ukuran dan kadarnya yang pas atau berlebih-lebihan.
Menurut Imam Asy-Syatibi, ibadah memiliki dimensi keakhiratan sekaligus keduniawian. Ibadah dalam ajaran Islam tidak hanya bermaksudkan dalam kerangka hubungan dengan Allah SWT semata, tetapi juga mengandung dimensi sosial yang tinggi bagi para pemeluknya. Semua bentuk ibadah memiliki makna sosialnya masing-masing sebagaimana berikut:
Pertama, Ibadah Shalat, salah satu kandungan sosial dari ibadah shalat adalah bahwa shalat mengajarkan makna persaudaraan dan persatuan yang begitu tinggi. Ketika melaksanakan shalat di masjid lima kali dalam sehari, maka sesungguhnya ibadah tersebut tengah menghimpun penduduknya lima kali sehari. Dalam aktifitas tersebut, mereka saling mengenal, saling berkomunikasi dan saling menyatukan hati.
Kedua, Ibadah puasa. puasa mampu menumbuhkan kepekaan sosial bagi pelakunya. Dengan berpuasa si kaya merasakan betapa tidak enaknya merasakan lapar. Puasa mengajarkan kepadanya untuk bisa mengenali serta merasakan penderitaan orang yang sehari-hari senantiasa berada dalam kekurangan dan berbalut kemiskinan, sehingga di harapkan lahir kepedulian dari si kaya kepada si miskin.
ketiga, ibadah zakat, ibadah zakat memiliki fungsi dan hikmah ganda. Yang pertama, zakat dapat mengikis sifat kikir di dalam jiwa seseorang. Yang kedua, zakat berpengaruh untuk menciptakan ketenangan dan ketentraman bukan hanya bagi penerimanya, tetapi juga bagi pemberinya.
Yang keempat, ibadah Haji. Dalam ibadah haji terkandung pengalaman nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Ibadah haji di mulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan kemudian mengenakan pakaian ihram.
Secara garis besar, Islam membagi ibadah kedalam dua bagian, yaitu ibadah khusus atau ibadah murni dan Ibadah yang bersifat umum. Ibadah khusus atau ibadah murni adalah segala aktifitas ibadah yang cara, waktu, dan kadarnya telah di tentukan oleh Allah dan Rasul-Nya seperti, shalat,, puasa, dan Haji. Sedangkan Ibadah yang bersifat umum adalah ibadah yang tatacaranya tidak di tentukan oleh Allah SWT seperti berinfaq, menyantuni anak yatim, membantu orang lain dll.

3.      Akhlak
Secara etimologi, akhlak lazim disebut dengan tingkah laku/perangai. Secara terminology, akhlak adalah pengetahuan tentang keutamaan-keutamaan dan cara memperolehnya agar jiwa menjadi bersih dan pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk mensucikan jiwa tersebut darinya. Dalam bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan sebagai moral, etika, watak, budi pekerti, tingkah laku dll.
Para ulama klasik mengartikan akhlak sebagai kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan yang spontan, tanpa memikirkan atau merasa terpaksa. Sering pula akhlak diartikan sebagai semua perbuatan baik atau buruk.
Dalam ajaran agama Islam akhlak di bagi menjadi dua yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.
Beberapa hal yang dikategorikan sebagai akhlak yang baik adalah : setia, pemaaf, benar, menepati janji,, adil, malu, kuat, sabar dan masih banyak yang lainnya.
adapaun yang termasuk akhlak yang buruk adalah: egois, kikir, dusta, khianat, pengecut, adu domba, sombong dan masih banyak yang lainnya.