KERAJAAN
MAGADHA DAN DINASTI KHUSANA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA BARAT
Disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah: Sejarah Asia Selatan
Dosen
Pembimbing : Hari Naredi, M.Pd.,

Disusun
Oleh :
Kelompok
I
Angga
Retno Malia Sari (1301085002)
Dhanu
Wibowo (1301085007)
Mirza
Widiarto (1301085014)
Muhammad
Helmi Amrullah (1301085016)
Yunda
Anugrah Putri (1301085022)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamualikum Waruhmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur dipanjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan segala pengertian sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “KERAJAAN
MAGADHA DAN DINASTI KHUSANA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA BARAT”. yang akan
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan dengan dosen pembimbing mata kuliah Hari
Naredi,M.Pd
Dalam penulisan Makalah ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, cinta kasih dan kerja sama serta doa dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang yang ada di sekitar penulis yang telah membantu
dalam kerjasamanya .
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini.Karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun sebagai pedoman di masa mendatang.Maka penulis dengan
penuh rasa syukur mempersembahkan Makalah ini semoga bermanfaat untuk kita
semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta,20
September 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR :............................................................................................ i
DAFTAR
ISI :........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN :
1. Latar belakang :............................................................................................. 1
2.
Rumusan
masalah :........................................................................................ 2
3. Tujuan :.......................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN :
1. Kerajaan Maghada dan Hunbungannya
dengan Dunia Barat....................... 3
2.
Penyerbuan oleh Iskandar Zulkarnain........................................................... 5
3. Dinasti
Maurya.............................................................................................. 5
4. Dinasti Sungha.......................................................................................... .... 12
5. Dinasti Kanwa........................................................................................... .... 13
6. Dinasti Khusana dan Hubunganya dengan Dunia
Barat.......................... .... 13
7.
Perkembangan Kerajaan Kushan............................................................... .... 15
8.
Raja yang Memerintah.............................................................................. .... 19
BAB III PENUTUP :
1.
Kesimpulan................................................................................................ .... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... .... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kisah
sejarah di kawasan Asia Seatan memang sangat menarik apabila di simak,
peradaban yang muncul di kawasan tersebut menunjukan bahwa sejarah besar pernah
hidup di zaman ini dengan tin gkat kejuan hidup yang sudah tidak primitif lagi,
munculnya kerajaan-kerjaan di wilayah sungai Indus dan Gangga inilah yang
menyebabkan peradaban lahir dan sangat maju pada masanya.
Sistem
pemerintahan yang telah mengenal sistem kerjaan, merupakan kejuan dalam bidang
perintahan, selain itu ilmu pengetahuan juga sudah berkembnag dengan baik
dibuktikan dengan adanya tata letak kota yang sangat baik. Tidak hanya itu
peradaban di masa ini juga dikenal dengan perdaban yang melahirkan agama Hindu
di wilayah Asia Selatan yang hingga kini menjadi agama masih banyak pemeluknya.
Keunikan
sejarah di kawasan Asia selatan ini juga banyak diangkat menjadi Kisah-kisah
kolosal bagi sejarah kuno bangsa India, seperti yang sedang buming saat ini di
media Televisi tanah air yang banyak menayangkan kisah-kisah kerajaan kuno
india yang juga diadopsi oleh kebudayaan Indonesia menjadi kisah – kisah dalam
cerita pewayangan jawa, kisah seperti Ashoka, Mahabarata dan yang lainnya
diangkat menjadi film kolosal tujuannya adalah membuktikan bahwa peradaban
india kuno telah mencapai kejayaan pada masanya.
Untuk
memahami perkembnagan peradaban india kuno ini maka kami akan membahas mengenai
kerajaan Maghada dan Dinasti Khusana yang merupakan kerajaan kuno india yang
sangat besar pada masanya.
2.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana awal mulanya kemunculan
kerajaan Maghada dan dinasti Khusan di India?
2) Apasaja peradaban yang lahir saat
berdirinya kerajaan Maghada dan dinasti Khusana di india?
3) Apakah kerajaaan tersebut telah
memiliki hubungan dengan dunia Barat?
4) Bagaimana keruntuhan dari dua kerajaan
tersebut?
3.
Tujuan
1) Mengetahui latar belakang kemunculan
kerajaan besar India kuno
2) Mengetahui kemajuan-kemajuan yang
lahir saat pemerintahan dua kerajaan besa rtersebut
3) Mengetahui hubungan politik yang
telah dijalankan oleh dua kerajaan ini dalam hungungannya dengan dunia barat
4) Mengetahui penyebab runtuhnya
kerajaan tertua di India
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kerajaan
Maghada dan Hunbungannya dengan Dunia Barat
Pada sekitar abad VII
SM, di India bagian utara telah berdiri beberapa kerajaan seperti kerajaan
Ghandara, Kosala, Kasi dan Maghada. Namun diantara kerajaan tersebut yang
paling maju serta memiliki pengeeuh yang besar di wilayan India adalah kerajaan
Maghada yang memiliki kekutan paling besar.
Awal berdirinya
kerajaan Maghada yaitu kerajaan ini didirikan oleh Sisunaga pada sekitar tahun
642 SM. Ibukotanya terletak di Giripraja atau Rajgir yang sekarang diken al
dengan Rajagriha. Dalam sejarahnya kerajaan ini bermula dari Dinasti Sisunaga
yang memerintah kurang lebih selama 642-414 SM. Yang kemudian dilanjtkan oleh
pemerintahan dinasti Nanda pada sekitar tahun 413-322 SM. Lalu selnjutnya
pemerintahan dilanjutkan lagi oleh dinasti Maurya yangmemerintah dari tahun 322-185
SM. Setelah dinasti Maurya runtuh maka pemerintahan digantikan oleh Dinasti
Sungha yang memerintah dari tahun 185-75 SM. Dan dilanjutkan lagi oleh dinasti
Kanwa yang memerintah dari 75-28 SM.
1)
Dinasti Sisunaga 642-413 SM.
Dinasti ini memerintah kerajaan Maghada
dengan 5 orang Rajanya. Diantara kelimanaya raja yang paling terkenal adalah
Raja Bimbisara (540-490 SM) dia melakukan perluasan wilayah hingga ke kerajaan
Kosala dan Vaisali. Selain itu pada saat yang bersamaan , Darius Hustapes raja
dari Imperium Persia (522-486) juga sedang melakukan ekspansi ke wilayah India.
Darius berhasil menaklukan kerajaan Gandara dan kerajaan yang letaknya berada
di sekitar Pashawar serta Rawilpindi. Dalam ekspansinya unuk menaklukan wilayah
sungan Indus Darius memerintahkan para sukarelawan Yunani yaitu bernama Scylax
yang menjadi mata-mata di kawasan sungai Indus. Ekspansi darius itu berhasil
menduduki wilayah sind dan Punjab bagian barat Darius berhasil menegakan
Imperium Persia di wilayah India barat laut pada abad VI SM.
Menurut laporan dari Herodotus ,
sejarawan Yunani abad V SM yang menulis perang antara Yunani dengan Persia yang
terjadi pada 492-490 SM. Wilayah india berada dibawah kekuasaan Darius
merupakan provinsi terkaya dan paling padat penduduknya. Mereka harus membayar
upeti sekitar 360 talen Emas kepada pemerintahan Darius. Ketika perang antara
Yunani dan Persia Meletus , wilayah India menyumbang kontingen tentara dalam
angkatan bersenjata Persia meliputi kesatuan Infatri, Kavaleri, kereta perang
dan pasukan gajah.
Raja Bimbisara kemudian digantikan oleh
putranya, Ajatasaru, yang dikenal sebagai raja pelindung agama jain (Jainisme).
Dalam masa pemerintahnnya , agarna Budha dan Jain saling bersaing memperebutkan
pengaruh di Istana Maghada. Rupanya agama Jain lebih menarik hati raja
Ajatasaru. Suatu peristiwa penting yang terjadi pada masa raja Ajatasaru ini
adalah dipindahkannya ibukota kerajaan Maghada ke Giripraja ke Pataliputra di
tepi sungai Gangga yang sekaranng menjadi kota Patna.
Pada tahun 413 SM, dinasti yang
didirikan oleh Sisunaga digulingkan oleh perdana mentrinya yaitu Mahapadma
Nanda, yang kemudian mendirikan Dinasti Nanda.
2) Dinasti
Nanda, Mamerintah 413-322 SM
Dinasti
Nanda memerintah kerajaan Maghada sekitar satu abad lamanya. Menurut salah satu
sumber, ada 9 orang raja yang memerinyah aqtas nama dinasti Nanda. Namun
dinasti ini kurang disenang oleh rakyat karena dalam memerintah Maghada
memberlakukan peraturan yang memberatkan rakyat, misalnya kewajiban membayar
pajak yang sangat tinggi.pada 322 SM, Dinasti Nanda digulingkan kekuasaanya
oleh Candragupta yang dikenal dengan pendiri dinasti Maurya.
Salah
satu kejadian menarik menjelang berakhirnya dinasti Nanda ini ialah penyerbuan
yang dilakukan oleh iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) ke india sekitar
326 SM.
3) Penyerbuan
oleh Iskandar Zulkarnain.
Iskandar Zulkarnain
putra raja Mecedonia yang memerintah kerajaan itu selama periode 354-323 SM.
Dipandu oleh gurunya yaitu Aristoteles
(384-322 SM) seorang filuduf yang menggetarkan dunia.
Penaklukan itu dimulai
pada 334 SM ke wilayah Asia Kecil yang sekarang menjadi wilayah Turky dengan
membawa serdadu sebanyak 35.000 orang, Iskandar kemudian menaklukan
wilayah-wilayahnya dengan cepat.
4) Dinasti
Maurya
Menurut
salah satu sumber, Chandragupta telah bertemu dengan zulkarnain dan bayak
belajr tentang keberhasilan penakluknya. Chandragupta kemudian terbakar oleh
ambisi yang sama. Dibantu oleh penasihatnya Brahmin bernama Canakya ,
Chandragupta melakukan penaklukan-penaklukan.
Dalam
jangka waktu dua tahun setelah kematian Iskandar Zulkarnain, Chandragupta
berhasil menggalang kekuatan untuk menggulingkan dinasti Nanda, dan menguasai
kota Pataliputra. Usaha pertama yang dilakukan oleh Chandragupta ialah
melakukan konsolidasi wilayah kekuasaannya. Sebab keadaan itu cukup
genting,karena salah seorang jendral Iskandar yaitu Seleucus, yang berkuasa di
Asia Kecil, ingin menaklukan India kembali. Beruntung Seleucus menyerahkan
sebagian dari Afghanistan (dari Kabul sampai Heart) kepadanya. Bahkan
Chandragupta menikahi putrinya Celucus, hingga hubungan antara Yunani-India
menjadi baik.
Hubungan
baik itu terus terjalain , kemudian Seleucus mengirim duta besarnya yang
ditempatkan di kota Pataliputra yaitu Magastenes ynag meninggalkan
catatan-catatan penting tentang perkembangan kerajaan Magadha khususnya pada
masa pemerintahan Chandragupta, antaralain pada saat Chandragupta menjadi raja
Ia hidup dalam kemewahan namun tidak pernah tenang. Raja memiliki kesatuan
polisi rahasia dan mata-mata yang disebar untuk menjaga keamanan. Sistem
pemerintahan kerajaan Magadha dibagi menjadi 3 provinsi, yang masing-masing
diperintah oleh raja muda dan berpusat di Taksasila,Ujjain,dan Vaisali. Dalam
memerintah kerajaaan raja dibantu oleh para mentri yang membawahi
departemen-departemen.
Adapula
laporan lain mengenai perkembangan kerajaan Maghada yang sejaman dengan Magasthenes
adalah buku Athashastra, (Ilmu Pemerintahan) yang dikarang oleh Canakya sebagai
penasihat Chandragupta. Buku tersebut berisi berbagai Aspek tentang teori dan
Praktek pemerintahan . misalnya mendiskusikan tentang tugas raja , para menteri
dan penasihat raja departemen-departemen pemerintah diplomasi, perang dan
damai. Juga memberikan Rincian tentang angkatan bersenjata yang dimiliki oleh
Chabdragupta, meliputi Infantri (pasukan pejalan kaki, kavaleri (pasukan
berkuda) Chariot (pasukan kereta perang) dan pasukan gajah.
Masalah yang diceritakan dalam buku
tersebut adalah tentang perdagangan, hukum dan peraturan Istana, pemerintahan kotapraja,
adat istiadat, masyarakat, perkawinan, pertambangan dan hak-hak wanita, pajak,
penghasilan, pertanian, pabrik, seniman, pasar, tanaman pangan, pengairan,
perkapalan, navigasi, dan paspor.
Chandragupta
diganti oleh Putranya, Bindhusara yang memerintah Maghada dari tahun 298-272
SM. Selama pemerintahannya, Bindhusara di juluki sebagai Amitragatra (Sang Penakluk), karena berhasil menaklukan wilayah
pegunungan Windhya, mungkin daerah Raichun yang di kenal sebagai tambang emas.
Raja
paling terkemuka dalam dinasti Maurya ialah Asoka. Pada 273 SM diberitakan
bahwa Asoka telah menerima mahkota kerajaan Maghada dari ayahnya Bindhusara.
Nama "Asoka" berarti 'tanpa duka' dalam bahasa
Sanskerta (a – tanpa, soka – duka). Asoka adalah
pemimpin pertama Bharata
(India)
Kuno, setelah para pemimpin Mahabharata yang termasyhur, yang menyatukan
wilayah yang sangat luas ini di bawah kekaisarannya, yang bahkan melampaui
batas-batas wilayah kedaulatan negara India dewasa ini.
Ibu Asoka bernama
Dharma Asoka memiliki beberapa kakak dan hanya satu adik, Witthasoka. Karena
kepandaian yang meneladani dan kemampuannya berperang, ia dikatakan merupakan
cucu kesayangan kakeknya, maharaja Candragupta Maurya. Maka seperti diceritakan
dalam bentuk legenda, ketika Candragupta Maurya meninggalkan kerajaannya untuk
hidup sebagai seorang Jain,
ia membuang pedangnya. Asoka menemukan pedangnya dan menyimpannya.
Maka sementara ia berkembang menjadi seorang prajurit ulung
yang sempurna dan seorang negarawan lihai, Asoka memimpin beberapa regimen
tentara Maurya. Popularitasnya yang naik di seluruh wilayah kekaisaran membuat
kakak-kakaknya menjadi cemburu karena mereka cemas ia bisa dipilih Bindusara menjadi maharaja
selanjutnya. Kakaknya yang tertua, pangeran Susima, putra mahkota pertama,
membujuk Bindusara untuk mengirim Asoka mengatasi sebuah pemberontakan di kota Taxila,
di provinsi barat laut Sindhu, di mana pangeran Susima adalah gubernurnya. Taxila
adalah sebuah daerah yang bergejolak karena penduduknya adalah sukubangsa Yunani-India
yang suka berperang dan juga karena pemerintahan kakaknya, pangeran Susima
kacau. Oleh karena itu dalam daerah ini banyak terbentuk milisi-milisi
yang mengacau keamanan. Asoka setuju dan bertolak ke daerah yang sedang dilanda
huru-hara. Maka ketika berita bahwa Asoka akan datang menjenguk mereka dengan
pasukannya, ia disambut dengan hormat oleh para milisi yang memberontak dan
pemberontakan bisa diakhiri tanpa pertumpahan darah. (Provinsi ini di kemudian
hari memberontak labUgi ketika Asoka memerintah, namun kemudian ditumpas dengan
tangan besi).
Keberhasilan Asoka membuat kakak-kakaknya semakin cemas
akan maksudnya menjadi maharaja penerus, maka hasutan-hasutan Susima kepada
Bindusara membuatnya membuang Asoka. Asoka kemudian pergi ke Kalinga
dan menyembunyikan jatidirinya. Di sana ia bertemu dengan seorang nelayan
wanita bernama Karubaki, dan ia jatuh
cinta. Prasasti-prasasti yang baru ditemukan menunjukkan bahwa ia kelak menjadi
permaisuri selirnya yang kedua atau ketiga.
Sementara itu, ada sebuah pemberontakan lagi, kali ini di Ujjayani (Ujjain).
Maharaja Bindusara mengundang Asoka kembali setelah dibuang selama dua tahun.
Asoka pergi ke Ujjayani dan pada pertempuran di sana terluka, tetapi para
hulubalangnya berhasil menumpas pemberontakan. Asoka kemudian diobati secara
diam-diam sehingga para pengikut setia pangeran Susima tidak bisa melukainya.
Ia diurusi oleh para bhiksu dan bhiksuni beragama Buddha.
Di sinilah ia pertama kalinya berkenalan dengan ajaran Buddha,
dan di sini pula ia berjumpa dengan Dewi, yang merupakan perawat pribadinya dan
putri seorang saudagar bernama Widisha. Maka setelah pulih, ia menikahinya. Hal
ini tidak bisa diterima oleh Bindusara bahwa salah seorang putranya menikah
dengan seorang penganut Buddha, maka dia tidak memperbolehkannya tinggal di Pataliputra, tetapi
mengirimnya kembali ke Ujjayani dan membuat menjadi seorang gubernur.
Tahun selanjutnya berjalan cukup tenang untuknya dan Dewi akan
melahirkan putranya yang pertama. Sementara itu maharaja Bindusara mangkat.
Sementara berita putra mahkota yang belum lahir menyebar, Pangeran Susima
berniat untuk membunuhnya; namun si pembunuh justru membunuh ibunya. Menurut
legenda, dalam keadaan murka, pangeran Asoka menyerang Pataliputra (sekarang Patna), dan memenggal
kepala kakak-kakaknya semua termasuk Susima, dan membuangnya di sebuah sumur di
Pataliputra. Pada saat tersebut banyak orang yang menyebutnya Canda Asoka yang
artinya adalah Asoka si pembunuh dan tak kenal kasih.
Sementara Asoka naik takhta, ia memperluas wilayah
kekaisarannya dalam kurun waktu delapan tahun kemudian dari perbatasan daerah
yang sekarang disebut Bangladesh dan Assam di India di timur sampai daerah-daerah di Iran dan Afganistan
di barat; dari Palmir Knots sampai hampir di ujung jazirah India di sebelah
selatan India.
Perubahan watak atau kepribadian Raja
Asoka dari seorang yang dictator kejam menjadi seorang raja yang lemah lembut,
mungkin terjadi ketika Asoka menaklukan kerajaan Kalingga (262 SM), di mana
dalam satu hari terbunuh 250.000 jiwa. Sejarawan Inggris menyebutnya dengan Dia
punya tangan besi, tetapi sarung tangan dari beludru.
Asoka menjelajah kota dan yang bisa dilihat hanyalah
rumah-rumah yang terbakar dan mayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. Hal
ini membuatnya muak dan ia berteriak dengan kata-kata yang menjadi termasyhur:
"Apakah yang telah kuperbuat?" Kekejian penaklukan ini akhirnya
membuatnya memeluk agama Buddha dan ia memakai jabatannya untuk mempromosikan falsafah
yang masih relatif baru ini sampai dikenal di mana-mana, sejauh Roma dan Mesir. Sejak saat itu
Asoka, yang sebelumnya dikenal sebagai “Asoka yang kejam” (Canda Asoka) mulai
dikenal sebagai sang “Asoka yang Saleh” (Dharmâsoka).
Ia lalu mempromosikan aliran Buddha Wibhajyawada dan
menyebarkannnya di dalam wilayahnya dan di seluruh dunia yang dikenal mulai
dari 250 SM.
Maharaja Asoka bisa dikatakan adalah yang pertama dengan serius mengusahakan
pembentukan satuan politik Buddha.
Dalam usahanya ini, ia dibantu oleh putranya Mahinda yang mulia dan
putrinya Sanghamitta
(yang berarti “mitra Sangha”) dan yang membawa agama Buddha ke Sri Lanka. Asoka
membangun ribuan stupa dan vihara bagi penganut Buddha. Stupa-stupa di Sanchi
sangat termasyhur dan stupa bernama Sanchi Stupa I didirikan oleh Maharaja
Asoka. Selama sisa masa pemerintahannya, ia menganut kebijakan resmi
anti-kekerasan ahingsa. Bahkan
penyembelihan dan penyiksaan sia-sia terhadap hewan pun dilarang. Margasatwa
dilindungi dengan undang-undang sang maharaja yang melarang pemburuan untuk
olahraga dan pengisian waktu luang. Pemburuan secara terbatas diperbolehkan
untuk maksud konsumsi
namun Asoka juga mempromosikan konsep vegetarianisme.
Asoka juga menaruh belas kasihan kepada para narapidana
di penjara.
Mereka diperbolehkan mengambil cuti, sehari dalam waktu setahun. Ia berusaja
meningkatkan ambisi profesional rakyat jelata dengan membangun pusat-pusat
studi yang mungkin bisa disebut universitas.
Ia juga mengupayakan system irigasi bagi pertanian. Rakyatnya diperlakukan secara sama, apapun derajat,
agama, haluan politik, ras, sukubangsa dan kasta mereka. Kerajaan-kerajaan di
sekeliling wilayahnya yang sebenarnya mudah ditaklukkan ia buat sebagai sekutu
yang terhormat.
Asoka juga dipercayai membangun rumah-sakit untuk hewan
dan merenovasi
jalan-jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di India. Setelah perubahan
dirinya, Asoka dikenal sebagai Dhammashoka (bahasa Pali),
artinya Asoka, penganut Dhamma, atau Asoka yang Soleh. Bentuknya dalam bahasa
Sanskerta adalah Dharmâsoka. Asoka kemudian mendefiniskan
prinsip-prinsip dasar dharma (dhamma) sebagai tindakan anti-kekerasan,
toleransi terhadap semua sekte atau aliran agama, dan segala pendapat,
mematuhii orang tua, menghormati para Brahmana,
guru-guru agama dan pandita, baik hati terhadap kawan, perlakuan manusiawi
terahadap para pembantu, dan murah hati terhadap semua orang. Prinsip-prinsip
ini menyinggung haluan umum etika berkelakuan terhadap sesama di mana tidak ada kelompok
agama atau sosial yang bisa menentang.
Maharaja Asoka
memerintah selama 41 tahun, dan setelah mangkatnya, dinasti Maurya masih
bertahan selama lebih dari 50 tahun. Asoka memiliki banyak selir dan anak,
namun nama-nama mereka tidaklah diketahui. Mahinda dan Sanghamitta
adalah anak kembar
yang dilahirkan istri pertamanya, Dewi di kota Ujjayini. Ia mempercayai mereka
untuk menyebarkan agama Buddha di dunia yang dikenal dan tak dikenal. Mahinda dan Sanghamitta
pergi ke Sri Lanka
dan memasukkan Raja, Ratu dan rakyatnya agama Buddha. Mereka lalu berkeliling
dunia sampai ke Mesir
dunia Helenistik
(Yunani). Sehingga mereka tidak bisa melaksanakan kewajiban pemerintahan.
Beberapa arsip langka membicarakan penerus Asoka bernama Kunal, yang merupakan
putra Asoka dari istri terakhirnya.
Masa kepemimpinan maharaja Asoka bisa saja mudah menghilang
dalam sejarah, dengan berselangnya abad, jika ia tidak meninggalkan arsip
sejarah apa-apa. Kesaksian maharaja ini ditemukan dalam bentuk pilar-pilar dan
batu-batu karang besar yang dipahati secara megah menjadi prasasti. Isinya
adalah ajaran-ajaran dan tindakan-tindakan yang ingin ia sebar luaskan. Selain
itu Asoka juga mewariskan kita bahasa tertulis pertama di India setelah kota
kuna Harrapa. Namun berbeda
dengan di Harrapa, teks-teks Asoka bisa kita pahami. Bahasa yang dipakai Asoka
dalam menuliskan teks-teks prasastinya adalah sebuah bentuk bahasa rakyat atau bahasa
Prakerta / Prakrit
dan bukan bahasa Sanskerta.
5) Dinasti Sungha
Dinasti Sungha didirikan oleh
Pushamitra. Dia seorang Hindu, penganut Brahmana, yang tidak menyukai agama
Budha. Maka dalam pemerintahannya, adat kebiasaan agama Hindu di hidupkan lagi.
Yang terpenting adalah upacara Asvamedha (Horse Sacrifice atau pengorbanan)
ketentuan upacara Asvamedha adalah
Seekor kuda yang paling bagus,
setelah dihiasi dalam suatu upacara, dilepaskan dan dihalau kemana-mana. Setiap
negeri atau daerah, di mana kuda itu melewati, harus tunduk atau jika tidak
mau, di perangi. Setelah jangka satu tahun, kuda tersebut di tangkap, di bunuh,
dan di korbankandalam suatu upacara pesta kemenangan.
Raja dinasti Sunghayang terakhir,
diduga berada dibawah perdanamentrinya , Vasudewa, hanya sekedar menjadi boneka
. belakangan Vasudewa membunuhnya dan mengambil alih kekuasaan dinasti Sungha.
Dialah pendiri dinasti Kanwa.
6) Dinasti Kanwa
Dinasti Kanwa yang didirikan oleh
Vasudewa yang hanya berkuasa sebentar , sekitar 40 tahun lebih. Kerajaan ini
tidak mampu menhan serangan dari kerajaan Andhra yang kemudian berkuasa di
Maghada selama hampir 250 tahun (sampai kurang lebih tahun 225 SM)
2.2
Dinasti
Khusana dan Hubunganya dengan Dunia Barat
Kushana
merupakan pecahan dari suku bangsa yueh Chi dari Tiongkok, yang terdesak oleh
suku bangsa Huna pada tahun 174 SM. Mereka tergeser ke wilayah diantara
sungai-sungai Oxus dan Jakertes. Sesampainya di Bactria suku bangsa ini menetap
dan mendirikan pemerintahan dibawah pemimpin mereka Kadphises. Pada mulanya
mereka terdiri dari dua suku bangsa, namun berhasil dipersatukan oleh Kujula
Kadphises dari Kushuna (Su’ud,1988:174).
Pada mkalah
ini kami akan menjelaskan tentang kerajaan Kushan yang terletak di India bagian
Utara. Kerajaan Kushan sendiri berdiri pada tahun 40 Masehi yang Raja
pertamanya adalah Raja Kadphises 1 dan Raja yang terkenal adalah Raja Kanishka
(120-162 M).
Karena
letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yang
didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota-kota mereka adalah
tempat persinggahan kafilah-kafilah pedagang yang melalui jalur sutera Karena
letaknya yang strategis inilah maka Kushan menjadi kerajaan yang besar serta
kuat akan kekuatan militernya.
2.3
Perkembangan Kerajaan Kushan
Kushan
adalah salah satu kerajaan yang memiliki wilayah sangat luas yg membentang dari
India, Pakistan sampai utara Afghanistan, berbatasan langsung dengan Kekaisaran
Han (Dinasti Han) di timur dan Parthia (Persia) di Barat. Asal muasal Kerajaan
Kushan dimulai dari eksodus besar-besaran bangsa Yue-Chi (Yuezhi) dari barat
laut China (sekarang Xinjiang) akibat serangan dari Xiong nu Khanate dari utara.
Mereka (Yue Chi) pindah ke asia tengah, membentuk kerajaan baru dan menaklukkan
wilayah utara India, hidukush dan bagian timur Persia.
Yue Chi
terbagi menjadi 5 clan yg mendiami wilayah yang berbeda-beda, dan Kushan adalah
salah satu dari 5 clan tersebut. Seiring dengan menguatnya Clan Kushan,
Pangeran Kujula Kadphises memerintahkan untuk menyerbu 4 clan lainnya sehingga
akhirnya 5 clan tersebut disatukan dibawah pimpinan Kushan. Maka dari itulah
Kadphises dianggap sebagai Raja pertama dari Kerajaan Kushan.
Karena
letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yang
didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota-kota mereka adalah
tempat persinggahan para pedagang yang melalui jalur sutera. Perekonomian
kerajaan hidup bersandarkan kepada perdagangan sutra dan rempah ke Eropa dan
emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, banyak sekali pemimpin Kushan yang
menciptakan uang logamnya sendiri sebagai alat tukar resmi, sehingga
perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan sejarah tersendiri, terutama
dalam seni rupa. Masyarakat Kushan sendiri adalah masyarakat nomaden, karena
itu mereka memiliki beberapa ibukota, Begram ibukota musim panas dan Peshawar
ibukota musim dingin.
Kekuatan
utama militer Kushan adalah Cavalry atau Horse Archer (Pasukan pemanah
berkuda). Dalam satu agresi militer, bisa terkumpul 100.000 horse Archer. Pada
masa jayanya, Kushan sangat kuat, bahkan mereka bisa merebut kembali sebagian
wilayah nenek moyang mereka (Yue Chi).
Pada tahun
78 Masehi Raja Kushan merencanakan untuk melakukan persebaran wilayah ke
sebelah Timur. Abu Su’ud (1988:175) menyimpulkan “mungkin tahun 78 Masehi
tersebut dipakai sebagai awal tarikh Saka, sebagai peringatan atas kemenangan
bangsa Saka diwilayah India Utara”.
2.4
Raja yang Memerintah
Raja pertamanya adalah Kadhpises I (tahun 40 masehi). Pada waktu itu
kerajaan Romawi sudah terkenal sampai ke India. Menurut berita, Raja Kushan
mengirim utusan ke Roma supaya kedua kerajaan itu berdamai dan jangan
berperang. Uang - uang Romawi dengan materai kaisar - kaisar yang digunakan
dalam perdagangan antara Barat dan India terdapat di beberapa tempat penggalian
di India Utara. Mata uang serta arca-arca peniningalan Kushan yang berhasil
digali didekat Mathura, memberikan gambaran yang jelas mengenai raja-raja
mereka. Secara fisik orang-orang Kushan berbadan besar, gemuk, berjanggut
panjang serta roman muka yang mengunjung kedepan.
Abu Su’ud (1988:175) menyebutkan, Setelah Raja pertama dinobatkan, sebuah
ekspedisi militer yang besar dilancarkan untuk mempersatukan berbagai daerah
diantaranya adalah Kashmir, dan sebagian Turkestan, termasuk Kasghar, Yarkhand
dan Khotan. Disebutkan pula bahwa Kadhpises I telah memaksa Tiongkok supaya
menyerahkan tahanan perang.
Raja yang terkenal dari kerajaan Kushan adalah Raja Kanishka (120-162
Masehi). Raja Kanishka bergelar Shaonanoshao, yang berarti Raja diraja, serta
Dewaputra, yang berarti Putra dewa, bahkan digunakan pula nama berbahasa
Tiongkok T’ien Tzu, yang berarti Putra Kahyangan. Dalam mata uang yang
dikeluarkan Raja Kanishka, dikatakan bahwa raja memerintah atas berbagai jenis
masyarakat, seperti orang-orang Indo-Yunani, Zoroaster, Hindu ataupun Budha,
yang berada dikawasan Gandara, yang merupakan daerah lalulintas perdagangan
ramai di wilayah Asia tengah.
Kejadian yang terpenting dalm pemerintahan Kanishka adalah perpindahan
Kanishka untuk memeluk agama Budha. Yang lebih menarik yang mendorong Kanishka
untuk berpindah agama adalah seorang Brahmana yang telah memeluk agama Budha,
diaq adalah Pendeta Asvaghosa. Pendeta ini mampu masuk kedalam kalangan istana
dan berhasil menjadi kelompok orang terpelajar yang memberikan nasehat kepada
Raja
Raja Kaniskha berhasil memajukan kebudayaan Kushan, sehingga kebudayaan itu
mempunyai corak baru dalam sejarah India yang dinamakan masa Gandhara yaitu
nama negeri tempat untuk memperoleh barang-barang kuno yang dibuat di masa itu.
Barang-barang itu kebanyakan terdiri dari lukisan-lukisan yang dipahat pada
dinding batu, seperti yang terdapat di candi Borobudur, arca-arca Buddha dan
sebagainya. Jika dibandingkan dengan kebudayaan Yunani-Romawi dari permulaan tarikh masehi, nampaklah persamaan
corak-corak di antaranya, seperti cara mengukir tiangtiang dari sebelah atas,
pakaian arca-arca dan wajah orang pada lukisan-lukisan itu yang menyerupai
paras orang Yunan. Karna berhasil memajukan kebudayaan itulah maka Raja
Kanishka dianggap sebagai raja yang terkenal di kerajaan Kushan. Selain itu
pada masa pemerintahan Raja Kanishka ini berhasil mendamikan pertentangan
antara Hindu dan Budha. Perdamaian ini tak lepas dari pendeta Asvaghosa yang
mempunyai berbagai keahlian. Tidak hanya sebagai filsuf, namun ia juga adalah
pengarang, ahli musik. Pertentangan antara Hindu dan Budha dapat diredakan
dengan jalan Pendeta Asvaghosa menulis buku agama Budha dalam bahasa Sanskreta
(Su’ud, 2006:102).
Sebagai orang Budha Kanishka sangat tertarik pada masalah yang timbul
disekitar ajaran Budhisme, dan dia memperhatikan timbulnya kecendrungan
perselisihan antara aliran-aliran dalam agama Budha, terutama mengenai isi
Kitab Suci agama mereka. Oleh karena itu Kanishka berkeinginan untuk melakukan
langkah-langkah perdamaian yang dilakukan oleh Asoka. Dia kemudian membuka
muktamar besar agama Budha guna mencari jalan pemecahan berbagai perselisihan
itu. Muktamar agama Budha kali ini merupakan muktamar yang keempat kalinya yang
diselenggarakan di India dan merupakan muktamar yang terakhir. Muktamar ini
dipusatkan di Kundalava, daerah Kashmir dan dihadiri oleh 500 orang biku dari
berbagai penjuru anak benua India. Keputusan yang paling berarti dari muktamar
ini ialah dikeluarkannya sebuah komentar atau tafsir atas kitab suci, dan
diterbitkannya sebuah ensiklopedi agama Budha yang berjudul Mahavibhosa.
Menurut tafsir bangsa Tiongkok yang datang kemudian, Raja kanishka
memerintahkan khotbah-khotbah Budha digoreskan pada lempengan tembaga merah.
Kemudian memasukkan naskah-naskah itu kedalam tempat khusus dan menutupnya
rapat-rapat, dan didirikan diatas nya sebuah stupa dengan kitab suci
ditengahnya.
Pada tahun 162 Masehi Kanishka wafat akibat dicekik dalam selimut kapasnya,
ketika raja dalam keadaan sakit. Nampaknya hal itu dilakukan oleh sebuah komplotan
rakyat yang merasa tidak puas karena sifatnya yang tamak dan haus akan
kekuasaan. Setelah kematian Kanishka tonggak kekuasaan kerajaan Kushan
dilanjutkan oleh putranya yaitu Vasishka dan Huvishka, yang pada saat itu
menjadi Raja muda. Tidak jelas bagaimana pemerintahan berlangsung pada masa ini
akan tetapi disebutkan dengan jelas bahwa raja-raja ini telah menjadi pelindung
agam Budha.
Raja berikutnya yang memerintah di Kushan yakni Raja Vasudeva (182-220)
adalah raja terakhir yang masih dapat mempertahankan persatuan dalam
kerajaannya. Tetapi di masa pemerintahannya, tanda-tanda keruntuhan sudah mulai
nampak. Mula-mula muncul penyakit pes yang menular dari Babylon sebelah barat
sampai di Eropa dan ke arah timur hingga di India yang menyebabkan berjuta-juta
orang meninggal, banyak di antaranya merupakan tentara kerajaan. Kejadian yang
kedua adalah kekuasaan kerajaan Persia yang dipimpin oleh raja baru, yakni Raja
Ardhasir dari keluarga Sassaniya, makin mengancam. Setelah Raja Vasudeva wafat,
kerajaan Kushan terpecah, seperti kerajaan Andhara di India Tengah, kerajaan
Kushan lenyap juga dari sejarah. Masa yang dimulai dengan keruntuhan kerajaan
Kushan dan Andhra sampai zaman Gupta, yang meliputi lebih kurang 100 tahun
adalah suatu zaman yang sangat sulit dalam sejarah India.
2.5 Tabel 1: Tahun-tahun Penting di Kerajaan Kushan
174 SM
|
Migrasi Yueh Chi dari Tiongkok
|
130-58 SM
|
Suku Bangsa Saka mengusir bangsa Yunani dari Bactria
|
58-7 SM
|
Permulaan Tarikh Vikrama
|
48 M
|
Kadphises I dari suku bangsa Kushan menaklukan Panjab
|
77-78 M
|
Kadphises I wafat, digantikan oleh Kadphises II
|
78 M
|
Awal Tarikh Saka
|
120 M
|
Kanishka naik tahta
|
162 M
|
Kanishka wafat digantikan oleh Huvishka
|
182 M
|
Huvishka wafat digantikan oleh Vasudewa
|
220 M
|
Vasudeva wafat : disintegrasi kerajaan Kushan
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada sekitar abad VII SM, di India bagian utara telah
berdiri beberapa kerajaan seperti kerajaan Ghandara, Kosala, Kasi dan Maghada.
Namun diantara kerajaan tersebut yang paling maju serta memiliki pengeeuh yang
besar di wilayan India adalah kerajaan Maghada yang memiliki kekutan paling
besar.
Awal berdirinya kerajaan Maghada yaitu kerajaan ini
didirikan oleh Sisunaga pada sekitar tahun 642 SM. Ibukotanya terletak di
Giripraja atau Rajgir yang sekarang diken al dengan Rajagriha. Dalam sejarahnya
kerajaan ini bermula dari Dinasti Sisunaga yang memerintah kurang lebih selama
642-414 SM. Yang kemudian dilanjtkan oleh pemerintahan dinasti Nanda pada
sekitar tahun 413-322 SM. Lalu selnjutnya pemerintahan dilanjutkan lagi oleh
dinasti Maurya yangmemerintah dari tahun 322-185 SM. Setelah dinasti Maurya
runtuh maka pemerintahan digantikan oleh Dinasti Sungha yang memerintah dari
tahun 185-75 SM. Dan dilanjutkan lagi oleh dinasti Kanwa yang memerintah dari
75-28 SM.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan,
Penerbit Ombak Yogyakarta, 2012.
Abdu
Su’ud, Asia Selatan, UNNES PRESS
Semarang,2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar