Take Home UTS Teori Sosial
Nama : Mirza
Widiarto
NIM : 1301085014
Semester : III
Dosen : Dra. Tellys Corliana M.Hum
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Sejarah
Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
2014
Jawaban
1. A.
adalah Kegiatan dari proses pengembangan ide-ide yang memungkinkan seorang
ilmuan menjelaskan suatu peristiwa dan fenomena tertentu. dalam bentuknya yang
paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau
lebih, yang telah diuji kebenarannya. suatu variabel merupakan karakteristik
dari orang-orang,benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang
berbeda, seperti misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Contoh-contoh
teori
1. Teori Labeling
Teori yang
dipelopori oleh Edwin M. Lemert, menekankan pada bagaimana prilaku-prilaku
tertentu dilabeli “menyimpang”, dan bagaimana suatu pelabelan mempengaruhi
prilaku seseorang. Menurut teori ini penyimpangan adalah suatu kondisi relatif
karena penyimpangan bukanlah suatu tipe tindakan tertentu, melainkan
konsekuensi dari pemberian suatu label, cap, atau julukan, atau justifikasi
terhadap orang atau kelompok tertentu.Misalnya seseorang menjadi pencuri karena
sering dijuluki pencuri.
2. Teori
Sosialisasi
Teori sosialisai
didasarkan pada pandangan teori fungsional yang mengatakan bahwa ada norma inti
dan nilai-nilai tertentu yang dispekati oleh segenap anggota masyarakat. Tentu
saja gambaran tentang suatu kebudayaan yang sepenuhnya utuh yang mempunyai norma
dan nilai-nilai yang dipatuhi oleh semua anggota masyarakat hanyalah merupakan
sebuah model untuk mengawali suatu analisis. Teori sosialisasi tertuju bahwa
prilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang patuh dikendalikan
terutama oleh norma dan nilai-nilai yang dihayati. Penyimpangan disebabkan oleh
adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengalaman pada nilai-nilai
tersebut dalam prilaku seseorang.
3. Teori Fungsi
Menurut Durkheim,
kesadaran dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan;
tiap individu berbeda satu dengan yang lainnya karena dipengaruhi secara
berlainan oleh berbagai faktor seperti faktor keturunan, lingkungan fisik, dan
lingkungan sosial. Dengan demikian orang yang berwatak penjahat akan selalu
ada, dan kejahatan pun akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa
kejahatan perlu bagi kedudukan ekonomisnya, sehingga mereka mampu untuk
mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin.
4. Teori Kontrol
Para penganut teori pengendalian menerima model masyarakat
yang memilki nilai-nilai kesepakatan yang dapat diidentifikasi. Mereka
berasumsi bahwa ada suatu sistem normatif yang menjadi dasar sehingga suatu
perbuatan dikatakan menyimpang.Penganut teori ini beranggapan bahwa kebanyakan
orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena adanya pengendalian dari
dalam dan dari luar.
1. B. Berdasar proses penelitian, dalam penelitian
kuantitatif, teori memiliki fungsi untuk memperjelas persoalan,
menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan hasil analisis data.
Penelitian dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari
data untuk dibandingkan dengan teori.
Sementara itu, fungsi teori
dalam penelitian kualitatif ialah untuk memperkuat peneliti sebagai human
instrument, sehingga peneliti memiliki skill untuk menggali data
penelitian secara lengkap, mendalam serta mampu melakukan konstruksi temuannya
ke dalam tema dan hipotesis. Karena itu, dalam penelitian kualitatif,
peneliti mencari teori untuk menjelaskan data penelitian yang diperoleh.
2.A. Konsep observable : Di dalam artian penelitian observasi adalah mengadakan
pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Konsep construct
: didefinisikan sebagai pembelajaran
yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang
baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan
menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep
umum seperti:
- Pelajar aktif membina
pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
- Dalam konteks pembelajaran,
pelajar seharusnya mampu membina pengetahuan mereka secara mandiri.
- Pentingnya membina
pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
- Unsur terpenting dalam teori ini ialah
seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara
membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
- Ketidakseimbangan merupakan
faktor motivasi pembelajaran
yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari
gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
- Bahan pengajaran yang
disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk
menarik miknat pelajar.
2.B. Yang dimaksud fungsi teori
“menjelaskan” adalah teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal
yang di amati, sehingga dengan teori akan dapat mempermudah dalam pengamatan
atau pun pengkajian suatu objek penelitian tersebut
contoh : dengan menggunakan teori
konflik kita akan dapat memahami suatu kejadian yang pada dasarnya itu telah
ada sebelumnya.
3. Epistemologi:
merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan
pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap
kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah cara
bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya
menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan
berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.
Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih
sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan
sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial.
Menurut Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya
pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi
memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.
Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai
seperti etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa
aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai)
Litle John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini
adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori
seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa
bentuk teorinya. ”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori
yang berkembang sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori,
berdasarkan perkembangan paradigma sosial. Membahas
hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi)
berkembang.Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi)
perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi
kehidupan sosial. Perbedaan antarparadigma tersebut juga bisa didasarkan atas 4
( empat) dimensi yaitu:
- Epistemologis, yang antara lain
menyangkut asumsi mengenai hubungan antara peneliti dan yang diteliti
dalam proses untuk memeroleh pengetahuan mengenai obyek uang diteliti.
Kesemuanya menyangkut teori pengetahuan ( theory og knowledge) yang
melekat dalam perspektif teori dan metodologi.
- Ontologis, yang berkaitan
dengan asumsi mengenai obyek atau realitas sosial yang diteliti.
- Metodologi, yang berisi
asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara memeroleh pengetahuan mengenai suatu
obyek pengetahuan.
- Aksiologis, yang berkaitan
dengan posisi value judgment, etika, dan pilihan moral peneliti dalam
suatu penelitian.
PERBEDAAN
ONTOLOGIS
KLASIK
|
KONSTRUKTIVIS
|
KRITIS
|
Critical
realism:
|
Relativism
:
|
Historical
realism:
|
PERBEDAAN
EPISTEMOLOGIS
KALSIK
|
KONSTRUKTIVIS
|
KRITIS
|
Dualist/Objectivist
:
|
Transacsionalist/Subjectivist:
|
Transacsionalist/Subjectivist:
|
PERBEDAAN
AKSIOLOGIS
KLASIK
|
KONSTRUKTIVIS
|
KRITIS
|
Observer
|
Facilitator
|
Activist
|
4. (paradigma positivis)Menurut Email Durhaim
Paradigma fakta sosial adalah perubahan dari segi agraris ke industry, seperti
contoh revolusi Inggris.
Masyarakat satu kenyataan yang mandiri dalam arti terlepas dari sikap
individu yang ada didalamnya fakta sosial di luar individu.
Fakta sosial merupakan struktur sosial dan pranata sosial. Fakta sosial
terdiri dari
-
kelompok, kesatuan
masyarakat tertentu, sistem sosial, posisi sosial, peranan sosial, nilai,
keluarga, pemerintahan dan lain sebagainya.
Seseorang yang hidup dalam suatu masyarakat akan terpengaruh oleh
kennyataan yang ada dalam masyarakat tersebut, hal ini ada karena kenyataan
yang ada dalam masyarakat langsung maupun tidak langsung dapat memaksa individu
dalam bersikap dan bertindak. Sehingga konsekwensi logisnya individu tidak
akan bergerak menuruti kemauannya sendiri.
Paradigma Difinisi Sosial (konstruktivis)
Konsep rasionalitas merupakan pada paradigm ini, tokoh dari paradigma ini
adalah Max Weber.
Menurut paradigm ini yang dianggap sebagai kenyataan sosial adalah
tindakan sosial .dari anggapan tersebut permasalahan pada paradigm difinisi
sosial ialah tentang perilaku sosial antara hubungan sosial. Paradigma ini
pandangannya bertolak belakang dari kenyataan sosial yang bersifat objektif
tapi berangkat dari pemikiran individu sebagai subjek.Meskipun kenyataan sosial
yang objek yang berupa peraturan, organisasi, nilai-nilai, pembagian kekuasaan
dan kewenangan memberikan pengaruh terhadap individu sebagai subjek, tapi
sebenarnya kebebasan menentukan tindakan berfokus terhadap individu yang
bersangkutan.
Filosofinya : Manusia adalah makhluk kreatif yang dapat menciptakan
keadaan sosial sendiri.
Contoh suatu orang atau individu yang bertempat tinggal pada suatu
masyarakat, pemikiran-pemikirannya akan sangat menentukan dalam
struktur-struktur yang ada dalam masyarakat tersebut meskipun peranan sosial
mempengaruhinya. Tindakan sosial seseorang adalah perilaku individu baik
bermakna bagi dirinya dan orang lain.
Paradigma Perilaku Sosial (paradigma Kritis)
Paradigma ini ingin menjelaskan dasar-dasar yang terdapat dalam psikologi
aliran behaviorism eke dalam sosiologi. Paradigm initidak sependapat dengan
paradigm fakta sosial dan paradigma difinisi sosial, sebab kedua paradigm
tersebut mengandung ide-ide dan nilai-nilai yang oleh paradigm initidak dapat,
karena ide-ide dan nilai-nilai tersebut tidak dapat di amati secara nyata dan
kongkrit dalam menekah masyarakat. menurut oaradigma ini kebudayaan manusia
terbentuk dari tingkah laku manusia yang berpola, kajian. Paradigma berpola
dapat dilakukan tanpa ide-ide dan nilai-nilai yang tidak nyata atau kongkrit.
Menurut paradigma ini keberadaan sosial di suatu masyarakat prilakunya
akan mengikuti peraturan atau ketentuan yang diberikan pemimpin masyarakat
tersebut. Karena seorang pemimpin masyarakat seringkali mengajak atau
menganjurkan agar setiap anggotanya menaati semua peratutan atau ketentuan yang
berlaku.
5. Teori Konstruktivisme didevinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan yang menciptakan sesuatu makna dari apa yang di
pelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat
mekanistik antara stimulus respon, jadi dengan teori ini kita dapat menemukan
hal baru melalui pembelajaran mengenai hal yang telah ada.
contoh : Penggalian atau ekskafasi gunung padang yang berada di jawa
barat.
Yaitu para ilmuan menemukan situs sejarah yang apabila situs tersebut
dapat diungkapkan kenyataanya maka akan memiliki luas dan besar serta umur yang
jauh lebih luas dan jauh di bandingkan dengan piramida yang ada di Mesir.
dengan kata lain, apabila situs sejarah yang telah ada tersebut dapat di
buktikan kebenarannya, maka akan menciptakan kebenaran yang baru juga tentang
peradaban manusia dan bangunannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar