Mirza
Translate
Minggu, 16 Oktober 2016
Jumat, 20 November 2015
makalah SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDIA MODERN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
India
adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di
dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, dan adalah negara terbesar
ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah penduduk India tumbuh
pesat sejak pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia
dalam Produk Nasional Bruto (PDB), diukur dari segi paritas daya
beli/Purchasing Power Parity (PPP), dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat
di dunia. India, negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga
telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer
terbesar dan memiliki kemampuan senjata nuklir.1 Terletak di Asia Selatan
dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India
merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah. India membagi perbatasan dengan
Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar. Banglades, Nepal, Bhutan, dan
Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang
bersebelahan.India adalah letak dari peradaban kuno seperti Peradaban Lembah
Sungai Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama dunia:
Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme.
India merupakan salah satu Negara yang
pernah dijajah oleh Inggris dan pernah menjadi Negara bagian pesemakmuran
Inggris sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1947. Dalam perjuangannya untuk
mencapai kemerdekaannya diwarnai dengan aksi pemberontakan yang merupakan
ekspresi ketidaksenangan rakyat india dengan pemerintah Inggris yang justru
menumbuhkan kesadaran politik,maka munculah gerakan – gerakan terorganisir
seperti Dadabhai Naoroji yang membentuk Asosiasi India Timur pada tahun 1867
dan Surendrhanath Banerjee yang mendirikan Asosiasi Nasional India tahun 1876.
Atas saran dari Allan Octavian Hume tujuh puluh tiga delegasi India bertemu di
Bombay 1885 dan mendirikan kongres nasional india (INC) yang dengan pemimpin
moderatnya yang mencari hak dasar mereka. Awal abad ke 20 terjadi pendekatan
yang lebih radikal menuju kemerdakan politik yang diusulkan oleh para pemimpin
india seperti Bal Lal Pal dan Sri Aurobino. Nasionaisme militant juga muncul
pada dekade pertama yang berpuncak gagal pakta indo – jerman dan konspirasi
ghadar selama perang dunia pertama.
Pada tahap akhir perjuangan kemerdekaan dari tahun 1920an dan seterusnya
kongres mengadopsi Mohandas Karamchand
Gandhi’s kebijakan anti kekerasan dan perlawanan sipil,Muhammad Ali Jinnah
perjuangan konstitusional hak – hak minoritas di India dan kampanye lainnya.
Beberapa tokoh lainnya seperti Naetaji Subhash Chandra Bose,datang mengadopsi
pendekatan militer untuk gerakan,kemudian Swami Saraswati Sahajanand bersama
dengan kebebasan politik menginginkan kebebasan ekonomi untuk petani india dan
bekerja keras. Allama Iqbal menggunakan puisi,sastra dan pidato sebagai alat
kesadaran politik. Pada periode perang dunia dua terlihat gerakan puncak
seperti Quit India dipimpin oleh Mahatma Gandhi dan Tentara Nasional India
(INA) dipimpin oleh Bose. Dari uraian di
atas tentu kita sudah memiliki gambaran mengenai India sebagai Negara untuk
mengetahui keadaan poltik serta sistem pemerinthahan India maka akan din
uraikan pada pembahasan di dalam Bab II
1. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perkembangan politik dan pemerintahan India setelah merdeka?
2. Bagaimana
perkembangan sistem pemerintahan India hingga saat ini
2. Tujuan
1. Mengetahui
perkembangan politik dan sistem pemerintahan ketika india merdeka
2. Dapat
mengamati perkembangan sistem pemerintahan India hingga saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
1.
India Pasca Kemerdekaan
India merupakan negara republik. Pernah mengalami penjajahan Inggris
selama lebih dari 300 tahun. Pada tanggal 15 Agustus 1947 India mendapatkan
kemerdekaannya dari Inggris, tetapi baru tanggal 26 Januari 1950 resmi menjadi
negara republik berdaulat penuh. Perdana Menteri India yang pertama adalah
Jawaharlal Nehru, kakek Rajiv Gandhi. Hingga kini India menjadi anggota
persemakmuran Inggris. Ketika dimerdekakan pada tahun 1947, India yang
penduduknya sebagian besar beragama Hindu berpisah dengan Pakistan yang
penduduknya sebagian besar beragama Islam. India terdiri dari 27 negara bagian.
Meski merupakan negara mantan jajahan Inggris, India tidak sepenuhnya
mengadopsi sistem pemerintahan Inggris. Berikut negara bagian India : Uttar Pradesh, Maharashtra, Bihar, Benggala Barat, Andhra Pradesh, Tamil Nadu, Madhya Pradesh, Rajasthan, Karnataka, Gujarat, Orissa, Kerala, Jharkhand, Assam, Punjab, Haryana, Chhattisgarh, Delhi, Jammu dan Kashmir, Uttarakhand, Himachal Pradesh, Tripura, Manipur, Meghalaya, Nagaland, Goa, Arunachal Pradesh, Pondicherry, Chandigarh, Mizoram.
Sistem pemerintahannya merupakan sistem pemerintahan parlementer, dengan
Presiden sebagai Kepala Negara/simbol negara dan Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan. Perdana Menteri diangkat oleh parlemen sedangkan Presiden
diangkat melalui Pemilu. Pembentukan sistem politik dan
pemerintahan India tentunya memperoleh inspirasi dari Amerika Serikat yang
menganut politik liberal dan praktek-praktek konstitusi Inggris yang dulunya
sebagai penjajah India. Konstitusi India menetapkan India sebagai Uni Negara
Bagian dan beberapa wilayah administrasi federal. India merupakan negara dengan
sistem pemerintahan republik parlementer dan menganut demokrasi parlementer dua
kamar dengan sistem politik multipartai. Konstitusi India adalah Constitution
of India yang merupakan konstitusi terpanjang di dunia dan memuat 395 pasal dan
8 lampiran. Konstitusi India disetujui oleh Majelis Konstituante pada tanggal
26 November1949 dan mulai berlaku sejak tanggal 26 Januari 1950.
Komponen-komponen pemerintahannya terdiri dari tiga yaitu badan eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden, yang
merupakan Kepala Negara dan menjalankan kekuasaannya secara langsung atau
melalui petugas bawahan kepadanya. Kekuasaan eksekutif pemerintahan pusat
dijalankan oleh sebuah kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang dipimpin
oleh perdana menteri. Dalam setiap negara bagian terdapat seorang gubernur yang
ditunjuk oleh Presiden, badan legislatif dan badan pengadilan sendiri.
Sedangkan pemerintahan uni atau federal dikepalai oleh Presiden dan wakilnya
yang dipilih oleh dewan pemilih yang terdiri atas para anggota badan legislatif
pusat atau negara bagian. Kekuasaan badan eksekutif terbatas, diatur oleh UU
dan dipilih serta diawasi oleh badan legislatif.
2. Pemerintah India
1)
Masa
Pertama Sejak Kemerdekaan (1947-1905)
Melaksanakan Pembagian
daerah antara India dan Pakistan,
Soal pertama yang harus dipecahkan setelah India dan Pakistan merdeka ialah pembagian
daerah dan pemindahan penduduk yang ingin ayau yang dipaksa pindah dari negara
yang satu ke negara yang lain soal yang maha hebat ini telah
dipanjang-panjangkan pemimpin-pemimpin di India setelah persatuan muslimin
terpikat oleh “teori dua negara” yang menuntut akan mendirikan negara baru terlepas
dari India yang didalamnya termasuk provinsi-provinsi yang sebgian besar di
duduki oleh rakyak beragama islam. Sejak tuntutan itu menjadi kenyataan orang
telah insaf bagaimana sukar dansulitnya akan menjalankan pemisahan dan
perpindahan rakyat yang berjuta-juta dan menyerahkan pemerintahan Inggris yang
sentar dan bulat kepada dua negara yang berdaulat
Setelah
terang bahwa pembentukan negara pakistan maka pemerintah India sementara
mengangkat suatu panitia pembagi dan panitia urusan perbatasan untuk punjab dan
penggala. Sesuadah 15 Agustus 1947 anggota-anggota diganti dengan mentri dari
masing-masing kabinet dewan ini memimpin urusan pembagian akan tetapi yang
mengusahakan ialah suatu steering committte, dibantu oleh 11 panitia kecil
yaitu untuk keuangan ekonomi dan pertahahan. Pekerjaan panitia untuk menetapkan
perbatasan jauh lebis sulit daripada pekerjaan dewan pembagi yang hanya
meliputi urusan adminidstrasi negara dan tidak memepengaruhi perasaan rakyat
penetapkan batas lebih menggambarkan karna berarti pemindahan penduduk,
pengorbanan harta, kehilangan mata pencaharian, pertukkaran pemerintah dan ganguan-ganguan
selama pe,erintah baru belum teratur hal ini semua berpengaruh besar kepada
rakyat karna rakyat mengikuti pemimpin-pemimpinnya. Dan jikalau nafsu dan
perasaan menguasai perbuatan manusia, timbullah bahaya besar, lebih-lebih bukan
hanya seorang tetapi antara golongan hindu dan muslim
Penggabungan
kerajaan-kerajaan swapraja,
sebagian
peninggalan pemerintahan inggris adalah 566 kerajaan suapraja pada hari
penyerahan kedaulatan yang harus di tentukan kedudukannya. Diantara
kerajaan-kerajaaan itu terdapat yang kecil-kecil yang luasanya tidak melebihi
kecamatan di Indonesia tapi ada juga yang sangat luas
Mengapuskan
negara-negara kecil dan meleburkan daerah-daerah itu kedalam satu provinsi. Ini
sudah dijalankan sampai sekarang terhadap 214 negara. Kekuasaaan raja-raja
tidak ada lagi, pemerintah dilakukan oleh provinsi dan raja hanya mendapat gaji
dan gantirugi.
Penggabungan
ini bererti bahwa seluruh pemerintahan di India harus berdasar pada
Undang-undang dasar yang bersifat demokratis. Kerajaan-kerajaan yang di lebur
dalam Provinsi akan takluk juga dalam peraturan-peraturan. Persatuan kerajaan
yang tetap berdiri sendiri mendapat kedudukan setingkat dengan provinsi yang
mempunyai hak dan pertanggungjawaban yang sama.
Pengorbanan Jiwa Mahatma Ghandi, masa penyusunan negara maju yang penuh
kesukaran dan diberatkan lagi oleh pemindahan rakyat dari daerah-daerah yang
diserahkan kepada Pakistan meminta kebijak sanaan kepada pemerintah rakyat
dalam daerah-daerah batasan sudah gelisah, perasaan dendam untuk membalas
penderitaan dari pihak golongan muslimin
tak dapat lagi ditahan.
Akan
tetapi siapa yang dapat membayangkan bahwa tidak lama kemudian Mahatma Ghandi
menghembuskan nafas terakhirnya. Ketika itu seperti biasa Mahatma Ghandi hendak
berpidato dihadapan rakyat yang berkumpul di depan gedung Birla kepunyaan
pengusaha yang besar dan pengikutnya. Dipapak oleh cucu perempuan beliau datang
mendapatkan rakyat yang telah yang berkumpul itu dan mencari jalan untuk pergi
ke tempat berbicara, serupa mimbar yang disediakan orang surut melapangkankan
jalannya dan pengiringnya pada ketika itu terdengarlah bunyi tembakan empat
suara jeritan kaum wanita dan orang orang yang terpencar menimbulkan
kegelisahan pada rakyat yang berkumpul itu.
Tanggal 30 Januari diperingati dunia sebagai salah satu hari paling
kelam. Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi yang lahir tanggal 2
Oktober 1869 akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya pada hari ini tepatnya
pada 67 tahun yang lalu yakni tahun 1948. Pemimpin Indian Independence Movement
ini harus meninggal dengan cara yang tragis dimana ia dibunuh oleh seorang
ektrimis Hindu. Inspirasi pergerakan hak-hak sipil dan kemerdekaan di seluruh dunia
meninggal di usia 78 tahun. Mohandas Karamchand Gandhi dibunuh di taman yang dulunya
dikenal dengan nama Birla Housepada pukul 5:17 di tanggal ini. Taman yang
sekarang diberi nama Gandhi Smriti ini menjadi saksi bagaiman Mahaguru bagi
masyarakat India sedang menemani Cicitnya, Gandhi sedang berada di pejalanan
menuju persembahyangan. Ia dibunuh oleh Nathuram Godse yang menembakkan 3
peluru dari pistol jenis Beretta 9 mm ke Dada Gandhi. Godse adalah seorang Hindu
Nasionalis yang punya keterkaitan dengan para Ekstimist Hindu Mahasbha yang
menyalahkan Gandhi atas Pakistan dan sangat kuat memegang doktrin “tanpa
kekerasan”. Godse kemudian di dieksekusi tahun 1949. Gandhi memorial kemudian di
bangun di Rajghat New Delhi yang merupakan makamnya.Di makam ini tertulis
Epigraph yang bertuliskan “He Ram”. Kata ini dipercaya merupakan kata-kata
terakhir Gandhi saat ditembak yang berarti “Oh Tuhan”
3.
Sistem Pemerintahan India
India
menganut demokrasi parlementer dua kamar dengan sistem politik multipartai yang
kuat. Majelis rendah disebut Lok Sabha (majelis rakyat) beranggotakan 545
orang. Majelis tinggi disebut Rajya Sabha (majelis Negara bagian) dengan
anggota 250 orang. Parlemen India (Sansad) adalah badan legislatif tertinggi
India. Parlemen ini terdiri dari dua dewan, yaitu Lok Sabha dan Rajya Sabha.
Parlemen India terletak di New Delhi di Sansad Marg. Lok
Sabha
(disebut juga Dewan Rakyat oleh Konstitusi India) adalah majelis rendah dalam
Parlemen India. Anggota Lok Sabha adalah wakil langsung dari rakyat India,
secara langsung dipilih oleh penduduk dewasa India.
Majelis
Rendah adalah salah satu dari dua “kamar” dalam sistem dua kamar di mana
pasangan lainnya adalah Majelis Tinggi. Di banyak negara, majelis ini
seringkali memiliki kekuasaan yang besar karena adanya batasan terhadap
kekuasaan Majelis Tinggi. Dalam sistem parlementer, hanya Majelis Rendah yang
dapat mengangkat kepala pemerintahan atau perdana menteri, dan dapat pula
menurunkan mereka melalui mosi tidak percaya. Beberapa nama yang umum digunakan
untuk Majelis Rendah (lower chamber) adalah:
· Chamber of Deputies
· Chamber of Representatives
· House of Assembly
· House of Commons
· House of Representatives
· Legislative Assembly
· National Assembly
Konstitusi
India disetujui parlemen padan tahun 1950. Konstitusi ini memperoleh inspirasi
dari konstitusi Amerika Serikat serta ide-ide dan praktek-praktek konstitusi
Inggris. Konstitusi ini menetapkan India sebagai Unie Negara Bagian (kini
terdapat 22 negara bagian) dan beberapa wilayah administrasi federal. Tiap
Negara bagian memiliki seorang gubernur yang ditunjuk oleh Presiden, badan
legilatif, dan badan pengadilan sendiri. Pemerintahan uni atau federal,
dikepalai oleh presiden dan wakilnya yang dipilih oleh dewan pemilih yang
terdiri atas para anggota badan legislatif pusat atau negara bagian.
Kekuasaan
eksekutif pemerintahan pusat dijalankan oleh suatu kabinet yang terdiri dari
menteri-menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Sedangkan dalam yudikatif,
pengadilan negeri pusat memiliki badan pengadilan tinggi yang dikepalai oleh
ketua Mahkamah Agung. Setiap warga negara India yang telah berusia 21 tahun
memiliki hak pilih.
Kesatuan
nasional India masih tetap berlangsung meskipun konstitusi India telah
berkali-kali diubah. Peta politiknya juga pernah berubah karena terbentuknya
beberapa negara baru dan adanya penyesuaian tapal batas sebagai tanggapan
terhadap tuntutan pemerintahan otonomi yang lebih besar dari beberapa kelompok
suku dan bahasa. India modern juga telah mengambil alih beberapa koloni Prancis
di anak benua ini.
Kongres
Nasional India (Indian National Congress) atau dikenal dengan Partai Kongres
atau Kongres I (yang berarti “Indira”, untuk membedakannya dengan partai
pecahannya, yang disebut “Kongres O” yang dipimpin oleh K. Kamaraj, seorang
tokoh politik dari Tamil Nadu). Partai yang namanya biasa disingkat INC ini
adalah partai politik besar di India, dengan lebih dari 15 juta orang yang
terlibat dalam organisasinya dan lebih dari 70 juta orang ikut serta dalam
perjuangannya melawan Imperium Britania. Setelah kemerdekaan pada 1947, partai
ini menjadi partai politik yang dominan di negara itu.
Dalam
Lok Sabha (Parlemen) ke-14 (2004-2009), 145 anggota INC, kelompok yang terbesar
di antara semua partai lainnya, duduk sebagai anggotanya. Saat ini partai ini
adalah anggota utama dari pemerintahan koalisi Aliansi Progresif Bersatu yang
didukung oleh Front Kiri. Partai lain di India adalah Partai Komunis India yang
merupakan sebuah partai politik komunis di India. Partai itu dibentuk pada
tahun 1920. Sekretaris Jenderal partai adalah A.B. Bardhan. Partai itu
menerbitkan New Age. Organisasi pemuda partai ialah All India Youth Federation.
Dalam pemilihan umum 2004, partai itu meraih 5.434.738 suara (1.4%, 10 kursi).
India
adalah sebuah negara besar berpenduduk mayoritas Hindu. Dari total 1,1 milyar
penduduk India, 15 persen diantaranya, sekitar 150 juta jiwa, menganut agama
Islam. Karenanya Muslim adalah penduduk minoritas terbesar di India. Pecahnya
India pada tahun 1947 menjadi India dan Pakistan didasari keyakinan oleh
beberapa tokoh politik India saat itu bahwa Hindu dan Muslim tidak bisa hidup
di bawah satu atap negara. Perpecahan berdarah pada bulan Agustus 1947 ini
meninggalkan luka emosional dua komunitas besar di Asia Selatan ini. Meskipun
pada akhirnya India mengadopsi sebuah sistem pemerintahan yang sekuler dan
demokratis, pada perkembangannya, isu komunalisme agama kembali terseret ke
dalam kancah politik nasional.
Kampanye
politis penuh nuansa komunalisme dan kebencian yang dimulai pada awal tahun
1980an dan berpuncak pada insiden berdarah penghancuran Masjid Babri pada tahun
1992 (berlanjut kepada kerusuhan-kerusuhan komunal di Mumbai, Maharashtra tahun
1993 dan Godhra di Gujarat pada tahun 2002) ini telah memberikan hasil politik
yang variatif kepada BJP (Bharatiya Janata Party atau Partai Rakyat India).
Kesuksesan BJP membangun ikatan emosional dengan pemilih, terutama dengan
golongan Hindu kasta tinggi yang merasa dicurangi oleh kebijakan pemerintah
melalui implementasi proyek Mandal yang menyediakan reservasi pekerjaan untuk
golongan Hindu kasta rendah, telah mengantarkan BJP ke tampuk kekuasaan di
negara bagian Uttar Pradesh pada tahun 1991. BJP memenangi 221 kursi dari 425
kursi dewan yang diperebutkan. Ini menunjukkan bahwa isu keagamaan bisa
diangkat sebagai tema utama kampanye politik.
Akan
tetapi, pasca insiden Masjid Babri 1992, reaksi terhadap sikap militan BJP ini
berbalik 180 derajat. Hasil sebuah jajak pendapat pasca insiden oleh majalah
nasioanl India Today menunjukkan bahwa 52 % rakyat India menolak penghancuran
Masjid Babri, 39 % mendukung dan 8 % tidak mempunyai pendapat. 52 % responden
jajak pendapat ini berpendapat BJP telah melanggar hukum. Hal ini dibuktikan
lebih lanjut dengan kekalahan BJP di dalam pemilu daerah di Madhya Pradesh dan
Uttar Pradesh pada tahun 1993. Keadaan yang bertolak belakang ini telah membuat
BJP menata ulang strategi politiknya. Oleh karenanya, meskipun hubungannya
dengan organisasi-organisasi Hindu puritan masih sangat dekat, di dalam
pemilu-pemilu berikutnya pada tahun 1996, 1998 dan 1999, BJP memproyeksikan
diri sebagai partai moderat yang memikirkan kepentingan umum daripada sebuah
partai Hindu nasionalis yang militan. Selain sebagai konsekwensi dari
pemroyeksian BJP sebagai penantang partai-partai politik lain yang mempunyai
basis pendukung serupa, keputusan ini diambil karena untuk memperbesar jumlah
pendukung.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
India
menganut demokrasi parlementer dua kamar dengan sistem politik multipartai yang
kuat. Majelis rendah disebut Lok Sabha (majelis rakyat) beranggotakan 545
orang. Majelis tinggi disebut Rajya Sabha (majelis Negara bagian) dengan
anggota 250 orang. Parlemen India (Sansad) adalah badan legislatif tertinggi
India. Parlemen ini terdiri dari dua dewan, yaitu Lok Sabha dan Rajya Sabha.
Parlemen India terletak di New Delhi di Sansad Marg. Lok
Sabha
(disebut juga Dewan Rakyat oleh Konstitusi India) adalah majelis rendah dalam
Parlemen India. Anggota Lok Sabha adalah wakil langsung dari rakyat India,
secara langsung dipilih oleh penduduk dewasa India.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. T. S.
G Mulia. India Sejarah Politik dan
Pergerakan Kebangsaan. Balai Pustaka Jakarta 1959.
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan,
Penerbit Ombak Yogyakarta, 2012.
Rabu, 14 Oktober 2015
makalah BERSIKAP DAN BERPRILAKU FEODAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Feodalisme adalah struktur
pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang
dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya
melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam
pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem
politik di Eropa
pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria
dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak
tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin,
feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord).Istilah
feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak
pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan
istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di
lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga
muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah
feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya
istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan
untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.Dalam penggunaan bahasa
sehari-hari di Indonesia, seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada
perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim,
seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama
yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari
pengertian politiknya.
Istilah
feodalisme mengacu pada kalangan aristokrat atau keluarga raja di Inggris abad
keemasan saat negara ini menjadi imperialis dan adi daya dunia. Istilah ini
dalam level yg lebih lokal mengarah pada kalangan ningrat atau priyayi di
Indonesia; khususnya kalangan suku Jawa yg oleh Cliffort Geertz (dalam bukunya
Priyayi, Santri dan Abangan) dibagi ke dalam tiga kasta seperti yg tertulis
dalam judul bukunya. Orang yg berasal dari kalangan aristokrat atau ningrat ini
disebut kalangan feodal dg ciri khas sifat dan sikapnya yg feodalistik. Apa itu
feodalisme, feodal, feodalistik?
Bagaimana sejarahnya? Serta bagaimana keberadaan faham feodalisme yang
ada di indonesia?
Makalah
ini akan memaparkan Pengertian dan sejarah dari feodalisme, keberadaan faham
feodalisme di Indonesia serta feodalisme di kekiniannya. Untuk itu makalah ini
akan menjawab secara terperinci terkait pertanyaan-pertanyaan yang muncul
diatas.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian
dari Feodalisme ?
b. Bagaimana
Sejarah Feodalisme ?
c. Apa
saja Contoh Feodalisme ?
d. Feodalisme
kekinian di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mahasiswa
mampu memahami arti dari Feodalisme
b. Mahasiswa
mampu memahami sejarah Feodalisme
c. Mahasiswa
mengetahui contoh dari Feodalisme
d. Mahasiswa
mampu mengetahui dan memahami feodalisme kekiniaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Sejarah Feodalisme
Feodalisme berasal dari kata feodum
yang artinya tanah.Dalam tahapan masyarakat feodal ini terjadi penguasaan alat
produksi oleh kaum pemilik tanah, raja dan para kerabatnya. Ada antagonisme
antara rakyat tak bertanah dengan para pemilik tanah dan kalangan kerajaan.
Kerajaan, merupakan alat kalangan feodal untuk mempertahankan kekuasaan atas
rakyat, tanah, kebenaran moral, etika agama, serta seluruh tata nilainya. Istilah
feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak
pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan
istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di
lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah
"masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin
lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang
dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai
tanpa kualifikasi yang jelas. Pada perkembangan masyarakat feodal di Eropa,
dimana tanah dikuasai oleh baron-baron (tuan2 tanah) dan tersentral.
Para feodal atau Baron
(pemilik tanah dan kalangan kerabat kerajaan) yang memiliki tanah yang luas
mempekerjakan orang yang tidak bertanah dengan jalan diberi hak mengambil dari
hasil pengolahan tanah yang merupakan sisa upeti yang harus dibayar kepada para
baron. Tanah dan hasilnya dikelola dengan alat-alat pertanian yang kadang
disewakan oleh para baron (seperti bajak dan kincir angin). Pengelolaan
tersebut diarahkan untuk kepentingan menghasilkan produk pertanian yang akan
dijual ke tempat-tempat lain oleh pedagang-pedagang yang dipekerjakan oleh para
baron. Di atas tanah kekuasaannya, para baron adalah satu-satunya orang yang
berhak mengadakan pengadilan, memutuskan perkawinan, memiliki senjata dan
tentara, dan hak-hak lainnya yang sekarang merupakan fungsi negara. Para baron
sebenarnya otonom terhadap raja, dan seringkali mereka berkonspirasi menggulingkan
raja.
2.2
Feodalisme di Indonesia
Kondisi pada masa feodalisme di
Indonesia bisa diambil contoh pada masa kerajaan-kerajaan kuno macam Mataram
kuno, kediri, singasari, majapahit. Dimana tanah adalah milik Dewa/Tuhan, dan
Raja dimaknai sebagai titisan dari dewa yang berhak atas penguasaan dan
pemilikan tanah tersebut dan mempunyai wewenang untuk membagi-bagikan berupa
petak-petak kepada sikep-sikep, dan digilir pada kerik-kerik (calon
sikep-sikep), bujang-bujang dan numpang-numpang (istilahnya beragam di beberapa
tempat) dan ada juga tanah perdikan yang diberikan sebagai hadiah kepada orang
yang berjasa bagi kerajaan dan dibebaskan dari segala bentuk pajak maupun
upeti.
Sedangkan bagi rakyat biasa
yang tidak mendapatkan hak seperti orng-orang diatas mereka harus bekerja dan
diwajibkan menyetorkan sebagian hasil yang didapat sebagai upeti dan disetor
kepada sikep-sikep dll untuk kemudian disetorkan kepada raja, Selain upeti,
rakyat juga dikenakan penghisapan tambahan berupa kerja bagi negara-kerajaan
dan bagi administratornya.
Pada tahap masyarakat feodal di
Indonesia, sebenarnya sudah muncul perlawanan dari kalangan rakyat tak bertanah
dan petani. Kita bisa melihat adanya pemberontakan di masa pemerintahan
Amangkurat I, pemberontakan Karaeng Galengsong, pemberontakan Untung Suropati,
dan lain-lain.
Hanya saja, pemberontakan
mereka terkalahkan. Tapi kemunculan gerakan-gerakan perlawanan pada setiap
jaman harus dipandang sebagai lompatan kualitatif dari tenaga-tenaga produktif
yang terus berkembang maju (progresif) berhadapan dengan hubungan-hubungan
sosial yang dimapankan (konservatif). Walaupun kepemimpinan masih banyak
dipegang oleh bangsawan yang merasa terancam karena perebutan aset yang
dilakukan oleh rajanya.
Masa kerajaan yang telah berabad-abad berkuasa
di indonesia telah hilang di telan jaman, kini kerajaan-kerajaan tersebut sudah
menjadi sejarah bangsa ini. , akan tetapi dengan hilangnya sistem kerajaan bukan
berarti sikap feodal masa kerajaan-kerajaan Indonesia ikut hilang bersamaan
dengan hilangnya sistem tersebut. Feodalisme muncul dengan bentuk-bentuk yang
baru makin berkembang dalam diri dan masyarakat manusia Indonesia. Sikap-sikap
feodalisme ini dapat kita liahat dalam tatacara upacara resmi kenegaraan dalam
hubungan-hubungan organisasi kepegawaian dan lain-lain.[1]
Jiwa feodal ini tumbuh dan
berkembang dengan cemerlangnya di kalangan atas maupun dikalangan bawah.
Dikalangan atas sikap feodal ini mengandung unsur keharusan, wajib kepada
manusia-manusia yang berada dibawahnya baik dilihat dari sisi pangkat,
kekuasaan, kedudukan yang erat kaitannya dengan kepangkatan atau kekayaan
mengabdi kepadanya dengan segala cara, tunduk patuh, hormat,takut, tepa salira,
merendah diri tahu diri, tahu tempatnya menerima dan melakukan segala hal yang
menyenangkan bagi sibapak, dan sering disingkat dengan ABS ( Asal Bapak
Senang). Sikap seperti ini sudah mendarah daging di masyarakata Indonesia.
Sikap feodal ini bukan hanya ditunjukan kepada orang-orang yang mempunyai
kekuasaan dan sejenisnya tetapi sikap feodal ini di perkuat oleh orang-orang
yang tertindas oleh feodalisme. Orang-orang kalangan bawah tidak kalah semangat
atau jiwa feodalnya untuk mengabdi pada si bapak. Mereka menerima dengan
sepenuh hati sikap feodal ini, mereka merasa memantaskan diri untuk mengabdi
dan hormat kepada orang yang berada setingkat lebih tinggi darinya.
Contoh sikap feodal di masa modern
ini yaitu ketika kita mau bertemu pejabat maka kita harus ijin ke satpam terus
menunggu lama dan harus ijin dengan sekertarisnya. Setelah itu kita tidak
langsung bisa bertemu dengan orang yang kita tuju, tetapi kita harus menunggu
lagi berjam-jam baru bisa bertemu itu pun hanya beberapa menit doing dengan
alas an sibuk.
Kemudian contoh lain dari sikap feodal
masa kini yaitu ketika kita melihat perusahaan besar pasti ada yang namanya
feodalisme, pimpinan perusahaan akan selalu benar dan bawahan harus selalu
salah. Kesalahan yang dibuatnya akan dilimpahkan kepada bawahnnya, dan bawahanya
tidak akan berani menentang atasan. Kondisi pada masa feodalisme di Indonesia
bisa diambil contoh pada masa
kerajaan-kerajaan kuno macam mataram kuno, Kediri, Singasari, Majapahit. Dimana
tanah adalah milik dewa atau tuhan, dan raja dimaknai sebagai titisan dari dewa
yang berhak atas penguasaaan dan pemilikan tanah tersebut dan mempunyai
wewenang untuk membagikan berupa petak-petak kepada sikep-sikep dan digilir
kepada kerik-kerik, bujang-bujang dan numpang-numpang dan ada juga tanah
perdikan yang diberikan sebagai hadiah kepada orang yang berjasa bagi kerajaan
dan dibebaskan dari segala bentuk pajak maupun upeti. Sedangkan bagi rakyat
biasa yang tidak mendapatkan hak seperti orang-orang diatas mereka harus
bekerja dan diwajibkann menyetorkan sebagian hasil yang didapat sebagai upeti
di setor kepada sikep-sikep dll untuk kemudian disetorkan kepada raja, selain
upeti rakyat juga dikenankan penghisapan tambahan berupa kerja bagi Negara kerajaan
dan bagi administrator
Pada tahap masyarakat feodal di
Indonesia, sebenanrnya sudah muncul perlawanan dari kalangan rakyat tak
bertanah dan petani. Kita bisa melihat adanya pemberontakan di masa
pemerintahan amangkurat I, pemberontakan Kareng Galengsong, pemberontakan
Untung Suropati, dan lain-lain. Hanya saja,pemberontakan mereka terkalahkan.
Tapi kemunculan gerakan-gerakan perlawanan pada setiap zaman harus dipandang
sebagai lompatan kualitatif dari tenaga-tenaga produktif yang terus berkembang
maju (progresif) berhadapan dengan hubungan-hubungan social yang dimapankan
(konservatif). Walaupun kepemimpinan masih banyak dipegang oleh bangsawan yang
merasa terancam karena perebutan aset yang dilakukan oleh rajanya. Embrio
kapitalisme mulai bersentuhan dengan masyarakat di nusantara diawal abad ke 15,
melalui merkantilisme eropa.
2.3
Pandangan Penulis Terhadap Sikap Feodalisme
Menurut penulis sikap feodalis yang
dipaparkan dalam bukunya Mochtar Lubis Manusia
Indonesia memang benar adanya. Sikap ini berkembang dengan cemerlangnya di
masyarakat Indonesia. Manusia-manusia Indonesia yang katanya telah hidup
dijaman gelobalisasi, modernisasi dan teknologi masih terbelenggu oleh sikap
feodalisme. Sikap ini sudah mendarah daging di manusia Indonesia yang kaya,
berkedudukan dan berpangkat memantaskan diri untuk dihormati oleh orang-orang
dibawahnya dan sebaliknya orang-orang yang dibawahnya juga memlihara sikap
feodalisme tersebut dengan memantaskan diri untuk selalu hormat dan tunduk
kepada oaring-orang yang memang berada diatasnya dalam hal kedudukan kekayaan
dan sejenisnya.
Adanya sikap feodalisme di indonesia
di era modern ini dibuktikan dengan contoh berikut : orang-orang yang
jabatannya lebih tinggi dihormati berlebihan oleh orang-orang yang kedudukannya
lebih rendah. Seperti bersikap kepada presiden, mentri, jendral rector dan
sebagainya orang-orang dibawah kedudukan mereka harus tunduk, takut dan hormat
secara berlebihan kepada mereka. Masih h banyak sikap-sikap feodal yang
ditunjukan oleh manusia Indonesia di berbagai kehidupan masyarakatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Feodalisme berasal dari kata feodum
yang artinya tanah.Dalam tahapan masyarakat feodal ini terjadi penguasaan alat
produksi oleh kaum pemilik tanah, raja dan para kerabatnya. Istilah
feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak
pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan
istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di
lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah
"masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin
lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang
dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai
tanpa kualifikasi yang jelas.
Feodalisme
semakin berkembang dieropa dan begitupun di Indonesia , dari jaman kejaman,
dari kerajaan Hindu Budha, kerajaan islam dan masa kolonialisme feodalisme
mengakar diindonesia. Dan bahkan diera modern ini sikap
feodalisme berkembang dengan cemerlangnya di masyarakat Indonesia.
Manusia-manusia Indonesia yang katanya telah hidup dijaman gelobalisasi,
modernisasi dan teknologi masih terbelenggu oleh sikap feodalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis
,Mochtar.2012. Manusia Indonesia.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
https://afatih.wordpress.com/2006/01/14/feodalisme-dulu-dan-sekarang/
.
Senin, 05 Oktober 2015
KERAJAAN MAGADHA DAN DINASTI KHUSANA
KERAJAAN
MAGADHA DAN DINASTI KHUSANA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA BARAT
Disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah: Sejarah Asia Selatan
Dosen
Pembimbing : Hari Naredi, M.Pd.,

Disusun
Oleh :
Kelompok
I
Angga
Retno Malia Sari (1301085002)
Dhanu
Wibowo (1301085007)
Mirza
Widiarto (1301085014)
Muhammad
Helmi Amrullah (1301085016)
Yunda
Anugrah Putri (1301085022)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamualikum Waruhmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur dipanjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan segala pengertian sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “KERAJAAN
MAGADHA DAN DINASTI KHUSANA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA BARAT”. yang akan
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan dengan dosen pembimbing mata kuliah Hari
Naredi,M.Pd
Dalam penulisan Makalah ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, cinta kasih dan kerja sama serta doa dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang yang ada di sekitar penulis yang telah membantu
dalam kerjasamanya .
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini.Karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun sebagai pedoman di masa mendatang.Maka penulis dengan
penuh rasa syukur mempersembahkan Makalah ini semoga bermanfaat untuk kita
semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta,20
September 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR :............................................................................................ i
DAFTAR
ISI :........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN :
1. Latar belakang :............................................................................................. 1
2.
Rumusan
masalah :........................................................................................ 2
3. Tujuan :.......................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN :
1. Kerajaan Maghada dan Hunbungannya
dengan Dunia Barat....................... 3
2.
Penyerbuan oleh Iskandar Zulkarnain........................................................... 5
3. Dinasti
Maurya.............................................................................................. 5
4. Dinasti Sungha.......................................................................................... .... 12
5. Dinasti Kanwa........................................................................................... .... 13
6. Dinasti Khusana dan Hubunganya dengan Dunia
Barat.......................... .... 13
7.
Perkembangan Kerajaan Kushan............................................................... .... 15
8.
Raja yang Memerintah.............................................................................. .... 19
BAB III PENUTUP :
1.
Kesimpulan................................................................................................ .... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... .... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kisah
sejarah di kawasan Asia Seatan memang sangat menarik apabila di simak,
peradaban yang muncul di kawasan tersebut menunjukan bahwa sejarah besar pernah
hidup di zaman ini dengan tin gkat kejuan hidup yang sudah tidak primitif lagi,
munculnya kerajaan-kerjaan di wilayah sungai Indus dan Gangga inilah yang
menyebabkan peradaban lahir dan sangat maju pada masanya.
Sistem
pemerintahan yang telah mengenal sistem kerjaan, merupakan kejuan dalam bidang
perintahan, selain itu ilmu pengetahuan juga sudah berkembnag dengan baik
dibuktikan dengan adanya tata letak kota yang sangat baik. Tidak hanya itu
peradaban di masa ini juga dikenal dengan perdaban yang melahirkan agama Hindu
di wilayah Asia Selatan yang hingga kini menjadi agama masih banyak pemeluknya.
Keunikan
sejarah di kawasan Asia selatan ini juga banyak diangkat menjadi Kisah-kisah
kolosal bagi sejarah kuno bangsa India, seperti yang sedang buming saat ini di
media Televisi tanah air yang banyak menayangkan kisah-kisah kerajaan kuno
india yang juga diadopsi oleh kebudayaan Indonesia menjadi kisah – kisah dalam
cerita pewayangan jawa, kisah seperti Ashoka, Mahabarata dan yang lainnya
diangkat menjadi film kolosal tujuannya adalah membuktikan bahwa peradaban
india kuno telah mencapai kejayaan pada masanya.
Untuk
memahami perkembnagan peradaban india kuno ini maka kami akan membahas mengenai
kerajaan Maghada dan Dinasti Khusana yang merupakan kerajaan kuno india yang
sangat besar pada masanya.
2.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana awal mulanya kemunculan
kerajaan Maghada dan dinasti Khusan di India?
2) Apasaja peradaban yang lahir saat
berdirinya kerajaan Maghada dan dinasti Khusana di india?
3) Apakah kerajaaan tersebut telah
memiliki hubungan dengan dunia Barat?
4) Bagaimana keruntuhan dari dua kerajaan
tersebut?
3.
Tujuan
1) Mengetahui latar belakang kemunculan
kerajaan besar India kuno
2) Mengetahui kemajuan-kemajuan yang
lahir saat pemerintahan dua kerajaan besa rtersebut
3) Mengetahui hubungan politik yang
telah dijalankan oleh dua kerajaan ini dalam hungungannya dengan dunia barat
4) Mengetahui penyebab runtuhnya
kerajaan tertua di India
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kerajaan
Maghada dan Hunbungannya dengan Dunia Barat
Pada sekitar abad VII
SM, di India bagian utara telah berdiri beberapa kerajaan seperti kerajaan
Ghandara, Kosala, Kasi dan Maghada. Namun diantara kerajaan tersebut yang
paling maju serta memiliki pengeeuh yang besar di wilayan India adalah kerajaan
Maghada yang memiliki kekutan paling besar.
Awal berdirinya
kerajaan Maghada yaitu kerajaan ini didirikan oleh Sisunaga pada sekitar tahun
642 SM. Ibukotanya terletak di Giripraja atau Rajgir yang sekarang diken al
dengan Rajagriha. Dalam sejarahnya kerajaan ini bermula dari Dinasti Sisunaga
yang memerintah kurang lebih selama 642-414 SM. Yang kemudian dilanjtkan oleh
pemerintahan dinasti Nanda pada sekitar tahun 413-322 SM. Lalu selnjutnya
pemerintahan dilanjutkan lagi oleh dinasti Maurya yangmemerintah dari tahun 322-185
SM. Setelah dinasti Maurya runtuh maka pemerintahan digantikan oleh Dinasti
Sungha yang memerintah dari tahun 185-75 SM. Dan dilanjutkan lagi oleh dinasti
Kanwa yang memerintah dari 75-28 SM.
1)
Dinasti Sisunaga 642-413 SM.
Dinasti ini memerintah kerajaan Maghada
dengan 5 orang Rajanya. Diantara kelimanaya raja yang paling terkenal adalah
Raja Bimbisara (540-490 SM) dia melakukan perluasan wilayah hingga ke kerajaan
Kosala dan Vaisali. Selain itu pada saat yang bersamaan , Darius Hustapes raja
dari Imperium Persia (522-486) juga sedang melakukan ekspansi ke wilayah India.
Darius berhasil menaklukan kerajaan Gandara dan kerajaan yang letaknya berada
di sekitar Pashawar serta Rawilpindi. Dalam ekspansinya unuk menaklukan wilayah
sungan Indus Darius memerintahkan para sukarelawan Yunani yaitu bernama Scylax
yang menjadi mata-mata di kawasan sungai Indus. Ekspansi darius itu berhasil
menduduki wilayah sind dan Punjab bagian barat Darius berhasil menegakan
Imperium Persia di wilayah India barat laut pada abad VI SM.
Menurut laporan dari Herodotus ,
sejarawan Yunani abad V SM yang menulis perang antara Yunani dengan Persia yang
terjadi pada 492-490 SM. Wilayah india berada dibawah kekuasaan Darius
merupakan provinsi terkaya dan paling padat penduduknya. Mereka harus membayar
upeti sekitar 360 talen Emas kepada pemerintahan Darius. Ketika perang antara
Yunani dan Persia Meletus , wilayah India menyumbang kontingen tentara dalam
angkatan bersenjata Persia meliputi kesatuan Infatri, Kavaleri, kereta perang
dan pasukan gajah.
Raja Bimbisara kemudian digantikan oleh
putranya, Ajatasaru, yang dikenal sebagai raja pelindung agama jain (Jainisme).
Dalam masa pemerintahnnya , agarna Budha dan Jain saling bersaing memperebutkan
pengaruh di Istana Maghada. Rupanya agama Jain lebih menarik hati raja
Ajatasaru. Suatu peristiwa penting yang terjadi pada masa raja Ajatasaru ini
adalah dipindahkannya ibukota kerajaan Maghada ke Giripraja ke Pataliputra di
tepi sungai Gangga yang sekaranng menjadi kota Patna.
Pada tahun 413 SM, dinasti yang
didirikan oleh Sisunaga digulingkan oleh perdana mentrinya yaitu Mahapadma
Nanda, yang kemudian mendirikan Dinasti Nanda.
2) Dinasti
Nanda, Mamerintah 413-322 SM
Dinasti
Nanda memerintah kerajaan Maghada sekitar satu abad lamanya. Menurut salah satu
sumber, ada 9 orang raja yang memerinyah aqtas nama dinasti Nanda. Namun
dinasti ini kurang disenang oleh rakyat karena dalam memerintah Maghada
memberlakukan peraturan yang memberatkan rakyat, misalnya kewajiban membayar
pajak yang sangat tinggi.pada 322 SM, Dinasti Nanda digulingkan kekuasaanya
oleh Candragupta yang dikenal dengan pendiri dinasti Maurya.
Salah
satu kejadian menarik menjelang berakhirnya dinasti Nanda ini ialah penyerbuan
yang dilakukan oleh iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) ke india sekitar
326 SM.
3) Penyerbuan
oleh Iskandar Zulkarnain.
Iskandar Zulkarnain
putra raja Mecedonia yang memerintah kerajaan itu selama periode 354-323 SM.
Dipandu oleh gurunya yaitu Aristoteles
(384-322 SM) seorang filuduf yang menggetarkan dunia.
Penaklukan itu dimulai
pada 334 SM ke wilayah Asia Kecil yang sekarang menjadi wilayah Turky dengan
membawa serdadu sebanyak 35.000 orang, Iskandar kemudian menaklukan
wilayah-wilayahnya dengan cepat.
4) Dinasti
Maurya
Menurut
salah satu sumber, Chandragupta telah bertemu dengan zulkarnain dan bayak
belajr tentang keberhasilan penakluknya. Chandragupta kemudian terbakar oleh
ambisi yang sama. Dibantu oleh penasihatnya Brahmin bernama Canakya ,
Chandragupta melakukan penaklukan-penaklukan.
Dalam
jangka waktu dua tahun setelah kematian Iskandar Zulkarnain, Chandragupta
berhasil menggalang kekuatan untuk menggulingkan dinasti Nanda, dan menguasai
kota Pataliputra. Usaha pertama yang dilakukan oleh Chandragupta ialah
melakukan konsolidasi wilayah kekuasaannya. Sebab keadaan itu cukup
genting,karena salah seorang jendral Iskandar yaitu Seleucus, yang berkuasa di
Asia Kecil, ingin menaklukan India kembali. Beruntung Seleucus menyerahkan
sebagian dari Afghanistan (dari Kabul sampai Heart) kepadanya. Bahkan
Chandragupta menikahi putrinya Celucus, hingga hubungan antara Yunani-India
menjadi baik.
Hubungan
baik itu terus terjalain , kemudian Seleucus mengirim duta besarnya yang
ditempatkan di kota Pataliputra yaitu Magastenes ynag meninggalkan
catatan-catatan penting tentang perkembangan kerajaan Magadha khususnya pada
masa pemerintahan Chandragupta, antaralain pada saat Chandragupta menjadi raja
Ia hidup dalam kemewahan namun tidak pernah tenang. Raja memiliki kesatuan
polisi rahasia dan mata-mata yang disebar untuk menjaga keamanan. Sistem
pemerintahan kerajaan Magadha dibagi menjadi 3 provinsi, yang masing-masing
diperintah oleh raja muda dan berpusat di Taksasila,Ujjain,dan Vaisali. Dalam
memerintah kerajaaan raja dibantu oleh para mentri yang membawahi
departemen-departemen.
Adapula
laporan lain mengenai perkembangan kerajaan Maghada yang sejaman dengan Magasthenes
adalah buku Athashastra, (Ilmu Pemerintahan) yang dikarang oleh Canakya sebagai
penasihat Chandragupta. Buku tersebut berisi berbagai Aspek tentang teori dan
Praktek pemerintahan . misalnya mendiskusikan tentang tugas raja , para menteri
dan penasihat raja departemen-departemen pemerintah diplomasi, perang dan
damai. Juga memberikan Rincian tentang angkatan bersenjata yang dimiliki oleh
Chabdragupta, meliputi Infantri (pasukan pejalan kaki, kavaleri (pasukan
berkuda) Chariot (pasukan kereta perang) dan pasukan gajah.
Masalah yang diceritakan dalam buku
tersebut adalah tentang perdagangan, hukum dan peraturan Istana, pemerintahan kotapraja,
adat istiadat, masyarakat, perkawinan, pertambangan dan hak-hak wanita, pajak,
penghasilan, pertanian, pabrik, seniman, pasar, tanaman pangan, pengairan,
perkapalan, navigasi, dan paspor.
Chandragupta
diganti oleh Putranya, Bindhusara yang memerintah Maghada dari tahun 298-272
SM. Selama pemerintahannya, Bindhusara di juluki sebagai Amitragatra (Sang Penakluk), karena berhasil menaklukan wilayah
pegunungan Windhya, mungkin daerah Raichun yang di kenal sebagai tambang emas.
Raja
paling terkemuka dalam dinasti Maurya ialah Asoka. Pada 273 SM diberitakan
bahwa Asoka telah menerima mahkota kerajaan Maghada dari ayahnya Bindhusara.
Nama "Asoka" berarti 'tanpa duka' dalam bahasa
Sanskerta (a – tanpa, soka – duka). Asoka adalah
pemimpin pertama Bharata
(India)
Kuno, setelah para pemimpin Mahabharata yang termasyhur, yang menyatukan
wilayah yang sangat luas ini di bawah kekaisarannya, yang bahkan melampaui
batas-batas wilayah kedaulatan negara India dewasa ini.
Ibu Asoka bernama
Dharma Asoka memiliki beberapa kakak dan hanya satu adik, Witthasoka. Karena
kepandaian yang meneladani dan kemampuannya berperang, ia dikatakan merupakan
cucu kesayangan kakeknya, maharaja Candragupta Maurya. Maka seperti diceritakan
dalam bentuk legenda, ketika Candragupta Maurya meninggalkan kerajaannya untuk
hidup sebagai seorang Jain,
ia membuang pedangnya. Asoka menemukan pedangnya dan menyimpannya.
Maka sementara ia berkembang menjadi seorang prajurit ulung
yang sempurna dan seorang negarawan lihai, Asoka memimpin beberapa regimen
tentara Maurya. Popularitasnya yang naik di seluruh wilayah kekaisaran membuat
kakak-kakaknya menjadi cemburu karena mereka cemas ia bisa dipilih Bindusara menjadi maharaja
selanjutnya. Kakaknya yang tertua, pangeran Susima, putra mahkota pertama,
membujuk Bindusara untuk mengirim Asoka mengatasi sebuah pemberontakan di kota Taxila,
di provinsi barat laut Sindhu, di mana pangeran Susima adalah gubernurnya. Taxila
adalah sebuah daerah yang bergejolak karena penduduknya adalah sukubangsa Yunani-India
yang suka berperang dan juga karena pemerintahan kakaknya, pangeran Susima
kacau. Oleh karena itu dalam daerah ini banyak terbentuk milisi-milisi
yang mengacau keamanan. Asoka setuju dan bertolak ke daerah yang sedang dilanda
huru-hara. Maka ketika berita bahwa Asoka akan datang menjenguk mereka dengan
pasukannya, ia disambut dengan hormat oleh para milisi yang memberontak dan
pemberontakan bisa diakhiri tanpa pertumpahan darah. (Provinsi ini di kemudian
hari memberontak labUgi ketika Asoka memerintah, namun kemudian ditumpas dengan
tangan besi).
Keberhasilan Asoka membuat kakak-kakaknya semakin cemas
akan maksudnya menjadi maharaja penerus, maka hasutan-hasutan Susima kepada
Bindusara membuatnya membuang Asoka. Asoka kemudian pergi ke Kalinga
dan menyembunyikan jatidirinya. Di sana ia bertemu dengan seorang nelayan
wanita bernama Karubaki, dan ia jatuh
cinta. Prasasti-prasasti yang baru ditemukan menunjukkan bahwa ia kelak menjadi
permaisuri selirnya yang kedua atau ketiga.
Sementara itu, ada sebuah pemberontakan lagi, kali ini di Ujjayani (Ujjain).
Maharaja Bindusara mengundang Asoka kembali setelah dibuang selama dua tahun.
Asoka pergi ke Ujjayani dan pada pertempuran di sana terluka, tetapi para
hulubalangnya berhasil menumpas pemberontakan. Asoka kemudian diobati secara
diam-diam sehingga para pengikut setia pangeran Susima tidak bisa melukainya.
Ia diurusi oleh para bhiksu dan bhiksuni beragama Buddha.
Di sinilah ia pertama kalinya berkenalan dengan ajaran Buddha,
dan di sini pula ia berjumpa dengan Dewi, yang merupakan perawat pribadinya dan
putri seorang saudagar bernama Widisha. Maka setelah pulih, ia menikahinya. Hal
ini tidak bisa diterima oleh Bindusara bahwa salah seorang putranya menikah
dengan seorang penganut Buddha, maka dia tidak memperbolehkannya tinggal di Pataliputra, tetapi
mengirimnya kembali ke Ujjayani dan membuat menjadi seorang gubernur.
Tahun selanjutnya berjalan cukup tenang untuknya dan Dewi akan
melahirkan putranya yang pertama. Sementara itu maharaja Bindusara mangkat.
Sementara berita putra mahkota yang belum lahir menyebar, Pangeran Susima
berniat untuk membunuhnya; namun si pembunuh justru membunuh ibunya. Menurut
legenda, dalam keadaan murka, pangeran Asoka menyerang Pataliputra (sekarang Patna), dan memenggal
kepala kakak-kakaknya semua termasuk Susima, dan membuangnya di sebuah sumur di
Pataliputra. Pada saat tersebut banyak orang yang menyebutnya Canda Asoka yang
artinya adalah Asoka si pembunuh dan tak kenal kasih.
Sementara Asoka naik takhta, ia memperluas wilayah
kekaisarannya dalam kurun waktu delapan tahun kemudian dari perbatasan daerah
yang sekarang disebut Bangladesh dan Assam di India di timur sampai daerah-daerah di Iran dan Afganistan
di barat; dari Palmir Knots sampai hampir di ujung jazirah India di sebelah
selatan India.
Perubahan watak atau kepribadian Raja
Asoka dari seorang yang dictator kejam menjadi seorang raja yang lemah lembut,
mungkin terjadi ketika Asoka menaklukan kerajaan Kalingga (262 SM), di mana
dalam satu hari terbunuh 250.000 jiwa. Sejarawan Inggris menyebutnya dengan Dia
punya tangan besi, tetapi sarung tangan dari beludru.
Asoka menjelajah kota dan yang bisa dilihat hanyalah
rumah-rumah yang terbakar dan mayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. Hal
ini membuatnya muak dan ia berteriak dengan kata-kata yang menjadi termasyhur:
"Apakah yang telah kuperbuat?" Kekejian penaklukan ini akhirnya
membuatnya memeluk agama Buddha dan ia memakai jabatannya untuk mempromosikan falsafah
yang masih relatif baru ini sampai dikenal di mana-mana, sejauh Roma dan Mesir. Sejak saat itu
Asoka, yang sebelumnya dikenal sebagai “Asoka yang kejam” (Canda Asoka) mulai
dikenal sebagai sang “Asoka yang Saleh” (Dharmâsoka).
Ia lalu mempromosikan aliran Buddha Wibhajyawada dan
menyebarkannnya di dalam wilayahnya dan di seluruh dunia yang dikenal mulai
dari 250 SM.
Maharaja Asoka bisa dikatakan adalah yang pertama dengan serius mengusahakan
pembentukan satuan politik Buddha.
Dalam usahanya ini, ia dibantu oleh putranya Mahinda yang mulia dan
putrinya Sanghamitta
(yang berarti “mitra Sangha”) dan yang membawa agama Buddha ke Sri Lanka. Asoka
membangun ribuan stupa dan vihara bagi penganut Buddha. Stupa-stupa di Sanchi
sangat termasyhur dan stupa bernama Sanchi Stupa I didirikan oleh Maharaja
Asoka. Selama sisa masa pemerintahannya, ia menganut kebijakan resmi
anti-kekerasan ahingsa. Bahkan
penyembelihan dan penyiksaan sia-sia terhadap hewan pun dilarang. Margasatwa
dilindungi dengan undang-undang sang maharaja yang melarang pemburuan untuk
olahraga dan pengisian waktu luang. Pemburuan secara terbatas diperbolehkan
untuk maksud konsumsi
namun Asoka juga mempromosikan konsep vegetarianisme.
Asoka juga menaruh belas kasihan kepada para narapidana
di penjara.
Mereka diperbolehkan mengambil cuti, sehari dalam waktu setahun. Ia berusaja
meningkatkan ambisi profesional rakyat jelata dengan membangun pusat-pusat
studi yang mungkin bisa disebut universitas.
Ia juga mengupayakan system irigasi bagi pertanian. Rakyatnya diperlakukan secara sama, apapun derajat,
agama, haluan politik, ras, sukubangsa dan kasta mereka. Kerajaan-kerajaan di
sekeliling wilayahnya yang sebenarnya mudah ditaklukkan ia buat sebagai sekutu
yang terhormat.
Asoka juga dipercayai membangun rumah-sakit untuk hewan
dan merenovasi
jalan-jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di India. Setelah perubahan
dirinya, Asoka dikenal sebagai Dhammashoka (bahasa Pali),
artinya Asoka, penganut Dhamma, atau Asoka yang Soleh. Bentuknya dalam bahasa
Sanskerta adalah Dharmâsoka. Asoka kemudian mendefiniskan
prinsip-prinsip dasar dharma (dhamma) sebagai tindakan anti-kekerasan,
toleransi terhadap semua sekte atau aliran agama, dan segala pendapat,
mematuhii orang tua, menghormati para Brahmana,
guru-guru agama dan pandita, baik hati terhadap kawan, perlakuan manusiawi
terahadap para pembantu, dan murah hati terhadap semua orang. Prinsip-prinsip
ini menyinggung haluan umum etika berkelakuan terhadap sesama di mana tidak ada kelompok
agama atau sosial yang bisa menentang.
Maharaja Asoka
memerintah selama 41 tahun, dan setelah mangkatnya, dinasti Maurya masih
bertahan selama lebih dari 50 tahun. Asoka memiliki banyak selir dan anak,
namun nama-nama mereka tidaklah diketahui. Mahinda dan Sanghamitta
adalah anak kembar
yang dilahirkan istri pertamanya, Dewi di kota Ujjayini. Ia mempercayai mereka
untuk menyebarkan agama Buddha di dunia yang dikenal dan tak dikenal. Mahinda dan Sanghamitta
pergi ke Sri Lanka
dan memasukkan Raja, Ratu dan rakyatnya agama Buddha. Mereka lalu berkeliling
dunia sampai ke Mesir
dunia Helenistik
(Yunani). Sehingga mereka tidak bisa melaksanakan kewajiban pemerintahan.
Beberapa arsip langka membicarakan penerus Asoka bernama Kunal, yang merupakan
putra Asoka dari istri terakhirnya.
Masa kepemimpinan maharaja Asoka bisa saja mudah menghilang
dalam sejarah, dengan berselangnya abad, jika ia tidak meninggalkan arsip
sejarah apa-apa. Kesaksian maharaja ini ditemukan dalam bentuk pilar-pilar dan
batu-batu karang besar yang dipahati secara megah menjadi prasasti. Isinya
adalah ajaran-ajaran dan tindakan-tindakan yang ingin ia sebar luaskan. Selain
itu Asoka juga mewariskan kita bahasa tertulis pertama di India setelah kota
kuna Harrapa. Namun berbeda
dengan di Harrapa, teks-teks Asoka bisa kita pahami. Bahasa yang dipakai Asoka
dalam menuliskan teks-teks prasastinya adalah sebuah bentuk bahasa rakyat atau bahasa
Prakerta / Prakrit
dan bukan bahasa Sanskerta.
5) Dinasti Sungha
Dinasti Sungha didirikan oleh
Pushamitra. Dia seorang Hindu, penganut Brahmana, yang tidak menyukai agama
Budha. Maka dalam pemerintahannya, adat kebiasaan agama Hindu di hidupkan lagi.
Yang terpenting adalah upacara Asvamedha (Horse Sacrifice atau pengorbanan)
ketentuan upacara Asvamedha adalah
Seekor kuda yang paling bagus,
setelah dihiasi dalam suatu upacara, dilepaskan dan dihalau kemana-mana. Setiap
negeri atau daerah, di mana kuda itu melewati, harus tunduk atau jika tidak
mau, di perangi. Setelah jangka satu tahun, kuda tersebut di tangkap, di bunuh,
dan di korbankandalam suatu upacara pesta kemenangan.
Raja dinasti Sunghayang terakhir,
diduga berada dibawah perdanamentrinya , Vasudewa, hanya sekedar menjadi boneka
. belakangan Vasudewa membunuhnya dan mengambil alih kekuasaan dinasti Sungha.
Dialah pendiri dinasti Kanwa.
6) Dinasti Kanwa
Dinasti Kanwa yang didirikan oleh
Vasudewa yang hanya berkuasa sebentar , sekitar 40 tahun lebih. Kerajaan ini
tidak mampu menhan serangan dari kerajaan Andhra yang kemudian berkuasa di
Maghada selama hampir 250 tahun (sampai kurang lebih tahun 225 SM)
2.2
Dinasti
Khusana dan Hubunganya dengan Dunia Barat
Kushana
merupakan pecahan dari suku bangsa yueh Chi dari Tiongkok, yang terdesak oleh
suku bangsa Huna pada tahun 174 SM. Mereka tergeser ke wilayah diantara
sungai-sungai Oxus dan Jakertes. Sesampainya di Bactria suku bangsa ini menetap
dan mendirikan pemerintahan dibawah pemimpin mereka Kadphises. Pada mulanya
mereka terdiri dari dua suku bangsa, namun berhasil dipersatukan oleh Kujula
Kadphises dari Kushuna (Su’ud,1988:174).
Pada mkalah
ini kami akan menjelaskan tentang kerajaan Kushan yang terletak di India bagian
Utara. Kerajaan Kushan sendiri berdiri pada tahun 40 Masehi yang Raja
pertamanya adalah Raja Kadphises 1 dan Raja yang terkenal adalah Raja Kanishka
(120-162 M).
Karena
letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yang
didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota-kota mereka adalah
tempat persinggahan kafilah-kafilah pedagang yang melalui jalur sutera Karena
letaknya yang strategis inilah maka Kushan menjadi kerajaan yang besar serta
kuat akan kekuatan militernya.
2.3
Perkembangan Kerajaan Kushan
Kushan
adalah salah satu kerajaan yang memiliki wilayah sangat luas yg membentang dari
India, Pakistan sampai utara Afghanistan, berbatasan langsung dengan Kekaisaran
Han (Dinasti Han) di timur dan Parthia (Persia) di Barat. Asal muasal Kerajaan
Kushan dimulai dari eksodus besar-besaran bangsa Yue-Chi (Yuezhi) dari barat
laut China (sekarang Xinjiang) akibat serangan dari Xiong nu Khanate dari utara.
Mereka (Yue Chi) pindah ke asia tengah, membentuk kerajaan baru dan menaklukkan
wilayah utara India, hidukush dan bagian timur Persia.
Yue Chi
terbagi menjadi 5 clan yg mendiami wilayah yang berbeda-beda, dan Kushan adalah
salah satu dari 5 clan tersebut. Seiring dengan menguatnya Clan Kushan,
Pangeran Kujula Kadphises memerintahkan untuk menyerbu 4 clan lainnya sehingga
akhirnya 5 clan tersebut disatukan dibawah pimpinan Kushan. Maka dari itulah
Kadphises dianggap sebagai Raja pertama dari Kerajaan Kushan.
Karena
letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yang
didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota-kota mereka adalah
tempat persinggahan para pedagang yang melalui jalur sutera. Perekonomian
kerajaan hidup bersandarkan kepada perdagangan sutra dan rempah ke Eropa dan
emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, banyak sekali pemimpin Kushan yang
menciptakan uang logamnya sendiri sebagai alat tukar resmi, sehingga
perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan sejarah tersendiri, terutama
dalam seni rupa. Masyarakat Kushan sendiri adalah masyarakat nomaden, karena
itu mereka memiliki beberapa ibukota, Begram ibukota musim panas dan Peshawar
ibukota musim dingin.
Kekuatan
utama militer Kushan adalah Cavalry atau Horse Archer (Pasukan pemanah
berkuda). Dalam satu agresi militer, bisa terkumpul 100.000 horse Archer. Pada
masa jayanya, Kushan sangat kuat, bahkan mereka bisa merebut kembali sebagian
wilayah nenek moyang mereka (Yue Chi).
Pada tahun
78 Masehi Raja Kushan merencanakan untuk melakukan persebaran wilayah ke
sebelah Timur. Abu Su’ud (1988:175) menyimpulkan “mungkin tahun 78 Masehi
tersebut dipakai sebagai awal tarikh Saka, sebagai peringatan atas kemenangan
bangsa Saka diwilayah India Utara”.
2.4
Raja yang Memerintah
Raja pertamanya adalah Kadhpises I (tahun 40 masehi). Pada waktu itu
kerajaan Romawi sudah terkenal sampai ke India. Menurut berita, Raja Kushan
mengirim utusan ke Roma supaya kedua kerajaan itu berdamai dan jangan
berperang. Uang - uang Romawi dengan materai kaisar - kaisar yang digunakan
dalam perdagangan antara Barat dan India terdapat di beberapa tempat penggalian
di India Utara. Mata uang serta arca-arca peniningalan Kushan yang berhasil
digali didekat Mathura, memberikan gambaran yang jelas mengenai raja-raja
mereka. Secara fisik orang-orang Kushan berbadan besar, gemuk, berjanggut
panjang serta roman muka yang mengunjung kedepan.
Abu Su’ud (1988:175) menyebutkan, Setelah Raja pertama dinobatkan, sebuah
ekspedisi militer yang besar dilancarkan untuk mempersatukan berbagai daerah
diantaranya adalah Kashmir, dan sebagian Turkestan, termasuk Kasghar, Yarkhand
dan Khotan. Disebutkan pula bahwa Kadhpises I telah memaksa Tiongkok supaya
menyerahkan tahanan perang.
Raja yang terkenal dari kerajaan Kushan adalah Raja Kanishka (120-162
Masehi). Raja Kanishka bergelar Shaonanoshao, yang berarti Raja diraja, serta
Dewaputra, yang berarti Putra dewa, bahkan digunakan pula nama berbahasa
Tiongkok T’ien Tzu, yang berarti Putra Kahyangan. Dalam mata uang yang
dikeluarkan Raja Kanishka, dikatakan bahwa raja memerintah atas berbagai jenis
masyarakat, seperti orang-orang Indo-Yunani, Zoroaster, Hindu ataupun Budha,
yang berada dikawasan Gandara, yang merupakan daerah lalulintas perdagangan
ramai di wilayah Asia tengah.
Kejadian yang terpenting dalm pemerintahan Kanishka adalah perpindahan
Kanishka untuk memeluk agama Budha. Yang lebih menarik yang mendorong Kanishka
untuk berpindah agama adalah seorang Brahmana yang telah memeluk agama Budha,
diaq adalah Pendeta Asvaghosa. Pendeta ini mampu masuk kedalam kalangan istana
dan berhasil menjadi kelompok orang terpelajar yang memberikan nasehat kepada
Raja
Raja Kaniskha berhasil memajukan kebudayaan Kushan, sehingga kebudayaan itu
mempunyai corak baru dalam sejarah India yang dinamakan masa Gandhara yaitu
nama negeri tempat untuk memperoleh barang-barang kuno yang dibuat di masa itu.
Barang-barang itu kebanyakan terdiri dari lukisan-lukisan yang dipahat pada
dinding batu, seperti yang terdapat di candi Borobudur, arca-arca Buddha dan
sebagainya. Jika dibandingkan dengan kebudayaan Yunani-Romawi dari permulaan tarikh masehi, nampaklah persamaan
corak-corak di antaranya, seperti cara mengukir tiangtiang dari sebelah atas,
pakaian arca-arca dan wajah orang pada lukisan-lukisan itu yang menyerupai
paras orang Yunan. Karna berhasil memajukan kebudayaan itulah maka Raja
Kanishka dianggap sebagai raja yang terkenal di kerajaan Kushan. Selain itu
pada masa pemerintahan Raja Kanishka ini berhasil mendamikan pertentangan
antara Hindu dan Budha. Perdamaian ini tak lepas dari pendeta Asvaghosa yang
mempunyai berbagai keahlian. Tidak hanya sebagai filsuf, namun ia juga adalah
pengarang, ahli musik. Pertentangan antara Hindu dan Budha dapat diredakan
dengan jalan Pendeta Asvaghosa menulis buku agama Budha dalam bahasa Sanskreta
(Su’ud, 2006:102).
Sebagai orang Budha Kanishka sangat tertarik pada masalah yang timbul
disekitar ajaran Budhisme, dan dia memperhatikan timbulnya kecendrungan
perselisihan antara aliran-aliran dalam agama Budha, terutama mengenai isi
Kitab Suci agama mereka. Oleh karena itu Kanishka berkeinginan untuk melakukan
langkah-langkah perdamaian yang dilakukan oleh Asoka. Dia kemudian membuka
muktamar besar agama Budha guna mencari jalan pemecahan berbagai perselisihan
itu. Muktamar agama Budha kali ini merupakan muktamar yang keempat kalinya yang
diselenggarakan di India dan merupakan muktamar yang terakhir. Muktamar ini
dipusatkan di Kundalava, daerah Kashmir dan dihadiri oleh 500 orang biku dari
berbagai penjuru anak benua India. Keputusan yang paling berarti dari muktamar
ini ialah dikeluarkannya sebuah komentar atau tafsir atas kitab suci, dan
diterbitkannya sebuah ensiklopedi agama Budha yang berjudul Mahavibhosa.
Menurut tafsir bangsa Tiongkok yang datang kemudian, Raja kanishka
memerintahkan khotbah-khotbah Budha digoreskan pada lempengan tembaga merah.
Kemudian memasukkan naskah-naskah itu kedalam tempat khusus dan menutupnya
rapat-rapat, dan didirikan diatas nya sebuah stupa dengan kitab suci
ditengahnya.
Pada tahun 162 Masehi Kanishka wafat akibat dicekik dalam selimut kapasnya,
ketika raja dalam keadaan sakit. Nampaknya hal itu dilakukan oleh sebuah komplotan
rakyat yang merasa tidak puas karena sifatnya yang tamak dan haus akan
kekuasaan. Setelah kematian Kanishka tonggak kekuasaan kerajaan Kushan
dilanjutkan oleh putranya yaitu Vasishka dan Huvishka, yang pada saat itu
menjadi Raja muda. Tidak jelas bagaimana pemerintahan berlangsung pada masa ini
akan tetapi disebutkan dengan jelas bahwa raja-raja ini telah menjadi pelindung
agam Budha.
Raja berikutnya yang memerintah di Kushan yakni Raja Vasudeva (182-220)
adalah raja terakhir yang masih dapat mempertahankan persatuan dalam
kerajaannya. Tetapi di masa pemerintahannya, tanda-tanda keruntuhan sudah mulai
nampak. Mula-mula muncul penyakit pes yang menular dari Babylon sebelah barat
sampai di Eropa dan ke arah timur hingga di India yang menyebabkan berjuta-juta
orang meninggal, banyak di antaranya merupakan tentara kerajaan. Kejadian yang
kedua adalah kekuasaan kerajaan Persia yang dipimpin oleh raja baru, yakni Raja
Ardhasir dari keluarga Sassaniya, makin mengancam. Setelah Raja Vasudeva wafat,
kerajaan Kushan terpecah, seperti kerajaan Andhara di India Tengah, kerajaan
Kushan lenyap juga dari sejarah. Masa yang dimulai dengan keruntuhan kerajaan
Kushan dan Andhra sampai zaman Gupta, yang meliputi lebih kurang 100 tahun
adalah suatu zaman yang sangat sulit dalam sejarah India.
2.5 Tabel 1: Tahun-tahun Penting di Kerajaan Kushan
174 SM
|
Migrasi Yueh Chi dari Tiongkok
|
130-58 SM
|
Suku Bangsa Saka mengusir bangsa Yunani dari Bactria
|
58-7 SM
|
Permulaan Tarikh Vikrama
|
48 M
|
Kadphises I dari suku bangsa Kushan menaklukan Panjab
|
77-78 M
|
Kadphises I wafat, digantikan oleh Kadphises II
|
78 M
|
Awal Tarikh Saka
|
120 M
|
Kanishka naik tahta
|
162 M
|
Kanishka wafat digantikan oleh Huvishka
|
182 M
|
Huvishka wafat digantikan oleh Vasudewa
|
220 M
|
Vasudeva wafat : disintegrasi kerajaan Kushan
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada sekitar abad VII SM, di India bagian utara telah
berdiri beberapa kerajaan seperti kerajaan Ghandara, Kosala, Kasi dan Maghada.
Namun diantara kerajaan tersebut yang paling maju serta memiliki pengeeuh yang
besar di wilayan India adalah kerajaan Maghada yang memiliki kekutan paling
besar.
Awal berdirinya kerajaan Maghada yaitu kerajaan ini
didirikan oleh Sisunaga pada sekitar tahun 642 SM. Ibukotanya terletak di
Giripraja atau Rajgir yang sekarang diken al dengan Rajagriha. Dalam sejarahnya
kerajaan ini bermula dari Dinasti Sisunaga yang memerintah kurang lebih selama
642-414 SM. Yang kemudian dilanjtkan oleh pemerintahan dinasti Nanda pada
sekitar tahun 413-322 SM. Lalu selnjutnya pemerintahan dilanjutkan lagi oleh
dinasti Maurya yangmemerintah dari tahun 322-185 SM. Setelah dinasti Maurya
runtuh maka pemerintahan digantikan oleh Dinasti Sungha yang memerintah dari
tahun 185-75 SM. Dan dilanjutkan lagi oleh dinasti Kanwa yang memerintah dari
75-28 SM.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan,
Penerbit Ombak Yogyakarta, 2012.
Abdu
Su’ud, Asia Selatan, UNNES PRESS
Semarang,2006.
Langganan:
Postingan (Atom)